Dark/Light Mode

Tak Punya Data Isi Kontainer Yang Numpuk Di Pelabuhan

Menperin: Semoga Bukan Barang Jadi

Jumat, 31 Mei 2024 08:03 WIB
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Ist)
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita ditanya pemimpin media nasional soal penumpukan kontainer di pelabuhan, beberapa waktu lalu. Agus mengaku tidak tahu kontainer itu berisi apa. Meski sudah mencari tahu, tetap saja tak dapat datanya. "Semoga bukan barang jadi," Agus berharap dan berdoa.

Hal tersebut disampaikan Agus saat diskusi dengan Forum Pemred, di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Kamis (30/5/2024) pagi. 

Agus tampil mengenakan batik lengan panjang berwarna biru. Dia didampingi Sekjen Kemenperin, Eko SA Cahyanto dan jajaran eselon I. Para Pemred media nasional baik cetak, elektronik dan online, hadir.

Acara berlangsung lama. Hampir 2 jam. Dari awal sampai akhir, Agus tidak sekalipun bilang "off the record". Padahal, tema-tema yang dia sampaikan nyerempet-nyerempet ke kementerian dan lembaga lain, juga nyinggung-nyinggung kuatnya "mafia" di sektor impor.

Awalnya, Agus memaparkan capaian-capaian industri nasional. Mulai dari naiknya pertumbuhan industri, kenaikan investasi industri, sampai dengan penyerapan tenaga kerja. Agus juga menyebut Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia selama 32 bulan berturut-turut terus ekspansif. Di atas 50. Prestasi ini hanya bisa dilewati oleh India. Sementara negara lain mengalami kontraksi.

Selain memaparkan keberhasilan, Agus juga membeberkan tantangan yang dihadapi industri nasional. Mulai dari masalah gas sampai banjirnya barang impor.

Baca juga : Menperin Nggak Tahu Isi Kontainer Yang Numpuk: Semoga Bukan Barang Jadi

Nah, soal banjir impor, Agus menyinggung masalah penumpukan kontainer impor di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak baru-baru ini, yang disebut akibat Pertimbangan Teknis (Pertek) Kemenperin.

Seperti diketahui, sebelumnya terjadi penumpukan kontainer di Pelabuhan Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak. Mengantisipasi hal ini, Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor untuk relaksasi impor barang. Untuk memastikan aturan ini berjalan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga terjun langsung ke Pelabuhan Priok. 

"Saya dengar, sekarang sudah kembali normal," Agus mengungkapkan kondisi kontainer di Priok dan Tanjung Perak.

Namun, Agus masih menyimpan satu pertanyaan besar terkait penumpukan kontainer tersebut. "Kita bertanya, kok dihubungkan dengan kesulitan bahan baku, padahal nggak ada itu, asosiasi-asosiasi yang teriak-teriak kekurangan bahan baku," ujarnya.

Meski begitu, Agus menegaskan, mendukung penuh keputusan Presiden Jokowi agar lalu lintas kontainer tersebut segera teratasi. “Bukan 100 persen, tapi 1.000 persen kami dukung,” tegas Agus.

Agus memastikan, tidak tahu pasti apa saja isi yang ada dalam kontainer-kontainer tersebut. Memang tidak cari tahu Pak? Tanya seorang Pemred. Agus menjawab, sudah mencari data, meminta data ke mana-mana, tapi nggak dapat juga.

Baca juga : Seala Syah Alam Inspirasi Kebangkitan UMKM Melalui Seni Kaligrafi di Tangerang

"Kami cari data itu nggak dapat-dapat sampai hari ini,” tegasnya.

"Kami berdoa, semoga isinya bukan barang jadi, sehingga kita tidak dibanjiri impor barang jadi," harap Agus.

Agus menegaskan, tidak anti impor. "Saya ini pro industri," tegas Menteri Sosial di periode pertama Presiden Jokowi ini.

Kata dia, Kemenperin mempunyai data bahan baku dan produk industri yang sudah diproduksi di dalam negeri. Jangan sampai Indonesia masih mengimpor pakaian jadi, sepatu dan elektronik yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri. 

Saat ini, Kemenperin terus berusaha meningkatkan nilai tambah bagi industri dalam negeri. “Tugas kami adalah supaya industri bisa tumbuh. Dalam perjalanannya kami dimusuhi banyak orang, khususnya importir umum,” ungkapnya.

Agus menjelaskan, kebijakan larangan atau pembatasan (Lartas) untuk melindungi industri dari serbuan impor. “Jika perindustrian (Kemenperin) bisa meneken Lartas, industri sudah bisa terbang tinggi, tapi itu bukan bagian kami. Kami hanya mengusulkan saja,” katanya.

Baca juga : Soal Tak Sejalan Silakan Mundur, SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Menurutnya, ada dua cara untuk meningkatkan pertumbuhan industri. Pertama, melalui Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI bisa digunakan untuk mengontrol impor. Kedua, dengan kebijakan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN). 

Namun, Agus menyayangkan, dalam salah Rapat Terbatas (Ratas) ada seorang Menteri yang mengusulkan agar kebijakan TKDN dicabut. "Ada yang bilang TKDN itu kebijakan usang,” paparnya. Di sini, Agus menutup rapat identitas menteri yang mengusulkan hal tersebut. Agus juga tak mau menyebutkan kapan Ratas itu digelar.

Saat ditanya, bagaimana respon Presiden Jokowi soal usulan pencabutan TKDN oleh salah satu menteri tersebut? Agus mengatakan, Presiden tidak memberikan respon. Namun, Agus optimis, Presiden tidak akan menyetujui usulan tersebut. "Beliau belum memutuskan. Saya yakin beliau tidak akan setuju. Apalagi, beliau kan orang industri juga," tegas Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.

Agus mengaku setuju TKDN dievaluasi, tapi yang seharusnya dievaluasi adalah nilai batasannya atau threshold, bukan menghapus TKDN. Misalnya, ada nilai threshold yang terlalu tinggi bisa diturunkan. Sementara threshold yang masih rendah dinaikkan.

Agus mengingatkan, TKDN itu memiliki tiga fungsi. Pertama, TKDN mendorong pertumbuhan industri. Kedua, TKDN untuk menumbuhkan pohon industri yang masih kosong. Dan, terakhir, TKDN bisa perluas nilai tambah industri.

Jarum jam menunjukkan pukul 12.30. Agus berkelakar, apa ada dokter di sini? "Kita sudah lama duduk, nggak baik untuk kesehatan, apalagi jam makan siang sudah tiba. Kita sudahi sampai di sini ya, ayo kita makan," Agus menutup diskusi yang serius itu, dengan santai.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.