Dark/Light Mode

Ekonomi Global Makin Melambat

Menteri Ani Was was Sektor Riil Mulai Letoy

Jumat, 15 November 2019 08:38 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mendampingi Presiden Jokowi dab Wapres MA’rug Amin menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020 kepala Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Istana Negara, Jakarta, kemarin. (Randy Tri/RM)
Menteri Keuangan Sri Mulyani mendampingi Presiden Jokowi dab Wapres MA’rug Amin menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020 kepala Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Istana Negara, Jakarta, kemarin. (Randy Tri/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Resesi global mulai membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani was was. Pasalnya, saat ini sektor riil sudah mulai mengalami pelambatan. 

Kondisi tersebut, menurutnya harus segera dibenahi karena akan mempengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. 

“Sektor riil sudah mengalami pelambatan, terlihat dari pertumbuhan penerimaan perpajakan korporasi yang mulai melemah,” ujar Ani, sapaan akrab Sri Mulyani usai menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan penyerahan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Istana Presiden, Jakarta, kemarin. 

Dikatakannya, agar dampak negatif laju pertumbuhan yang melemah tersebut tidak makin besar, pemerintah melakukan berbagai cara mengatasi kondisi tersebut. 

Baca juga : Susi Kesal Negara Pencuri Ikan Dibebaskan Tarif Ekspor Ikan

Salah satunya, melalui penguatan fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan instrumen fiskal sekaligus untuk counter cyclical terhadap pelemahan. 

Dikatakan Ani, di tahun 2020 mendatang, kemungkinan pele ma han-pelemahan ini masih akan berlangsung.Oleh sebab itu, instrumen APBN menjadi vital dan harus di gunakan secara efektif dan bertanggung jawab oleh seluruh pemangku kepentingan negara. 

“APBN harus menjadi stimulus belanja negara yang efektif dan memiliki dampak langsung terhadap ekonomi,” ujarnya. 

Namun begitu, Ani optimis, ekonomi global 2020 bergerak ke arah yang lebih baik sesuai prediksi lembaga internasional. Kondisi ini diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap seluruh kondisi ekonomi Indonesia. 

Baca juga : Ajak Kiai Maruf Makan Siang di Istana Wapres, JK Senior Baik Hati

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diharapkan de kati 5,3 persen. Tapi ini bukan hal mudah dan jadi sebuah tantangan bagi kita,” ujarnya. 

Menkeu menambahkan, optimisme peningkatan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan didasari adanya perbaikan berbagai indikator kesejahteraan. 

Seperti kemiskinan yang turun menjadi kisaran 8,5-9 persen, tingkat ketimpangan turun menjadi 0,375-0,380, serta tingkat pengangguran turun menuju 4,8-5 persen. 

Hal ini juga didukung 5 program prioritas kerja pemerintahan Presiden Jokowi Jilid II, yang mencakup pembangunan SDM, pembangunan infrastuktur, penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi, transformasi ekonomi serta penyederhanaan birokrasi. 

Baca juga : Tumbuhkan Ekonomi Rakyat, Menteri Rini Dorong KAI Reaktivasi Jalur KA

Ani mengatakan, ke depan, belanja negara akan dimanfaatkan untuk pelaksanaan dan penguatan berbagai program prioritas pembangunan tersebut. 

Pemerintah akan tetap menjaga kemandirian pendanaan APBN dengan memperkenalkan beberapa insentif-insentif perpajakan untuk mendukung sektor riil dan perbaikan produktivitas serta daya saing. 

“Insentif perpajakan, pemberian investment allowance untuk proyek padat karya, tax holiday, serta subsidi pajak kita harap bisa mendukung program program sektor perekonomian dan meningkatkan investasi”, tegas Ani. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.