Dark/Light Mode

Meski Naik, BI Pastikan Struktur Utang Luar Negeri Tetap Sehat

Selasa, 15 Januari 2019 18:54 WIB
Ilustrasi utang negeri (Foto: Istimewa)
Ilustrasi utang negeri (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski mengalami peningkatan pada akhir November 2018, utang luar negeri Indonesia dipastikan tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Per akhir November 2018, posisi ULN Indonesia tercatat 372,9 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan akhir Oktober 2018, yang berjumlah 360,5 miliar dolar AS.

Jika menggunakan asumsi kurs Rp 14.100, maka posisi ULN Indonesia di akhir November 2018 setara dengan Rp 5.258 triliun. Angka ini naik Rp 175 triliun dibanding akhir Oktober 2018.

Berdasarkan keterangan resmi Bank Indonesia (BI), posisi ULN per akhir November 2018 yang berjumlah 372,9 miliar dolar AS terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 183,5 miliar dolar AS, serta utang swasta termasuk BUMN senilai 189,3 miliar dolar AS.

Baca juga : Produktivitas SDM Kita Tertinggal Dari Negeri Tetangga

Angka ini meningkat 12,3 miliar dolar AS dibandingkan posisi pada akhir bulan sebelumnya, karena faktor neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sehingga, utang dalam rupiah yang dimiliki investor asing, tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

Secara tahunan, ULN Indonesia pada akhir November 2018 tumbuh 7 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 5,3 persen (yoy).

Peningkatan pertumbuhan ULN itu bersumber dari pertumbuhan ULN pemerintah dan swasta. Untuk diketahui, posisi ULN pemerintah pada akhir November 2018 adalah 180,5 miliar dolar AS. Angka ini tumbuh 4,4 persen (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang hanya 3,3 persen (yoy).

Baca juga : Aman, Kondisi Kelistrikan Natuna Pasca Gangguan Mesin Sewa

Posisi ULN pemerintah tersebut meningkat 5,1 miliar dolar AS, dibandingkan dengan posisi pada akhir bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik, selama November 2018.

Seperti halnya sektor pemerintah, ULN sektor swasta juga mengalami peningkatan. Per akhir November 2018, ULN swasta tumbuh 10,1 persen (yoy). Angka ini meningkat dibanding bulan sebelumnya, yang tumbuh 7,7 persen (yoy).

Bertambahnya ULN swasta sebesar 7,1 miliar dolar AS per akhir November 2018, dari posisi pada akhir bulan sebelumnya, didorong oleh neto pembelian surat utang korporasi oleh investor asing.

Baca juga : Peduli Banten, AP II Berikan Bantuan Tahap Pertama

ULN swasta itu sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 73,9 persen. Ini sedikit lebih tinggi, dibanding pangsa pada bulan sebelumnya, yang tercatat 72,9 persen.

Meski mengalami peningkatan, BI menegaskan, ULN berada dalam struktur yang sehat. "Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2018, yang tetap stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut masih lebih baik, dibandingkan dengan rata-rata negara peers," tulis BI dalam keterangannya.

Hal lain yang mendukung sehatnya struktur ULN Indonesia adalah dominasi ULN jangka panjang, yang memiliki pangsa 84,8 persen dari total ULN. "BI dan Pemerintah terus berkoordinasi memantau perkembangan ULN, serta mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan. Tanpa menimbulkan risiko, yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tegas BI. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.