Dark/Light Mode

Meski Diperketat, Importir Mesir Tetap Kembangkan Bisnis Elektronik RI

Jumat, 18 Januari 2019 08:18 WIB
Pengusaha Al Kalla Group Mesir, Ahmed Ragab El 
Kalla (tengah) saat berkunjung ke PT Kencana Gemilang (Miyako) di Cikupa, Tangerang, Banten, (17/1). (Foto: KBRI Kairo)
Pengusaha Al Kalla Group Mesir, Ahmed Ragab El  Kalla (tengah) saat berkunjung ke PT Kencana Gemilang (Miyako) di Cikupa, Tangerang, Banten, (17/1). (Foto: KBRI Kairo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Produk elektronik rumah tangga buatan Indonesia diterima baik di Pasar  Mesir. Sekalipun Mesir memperketat sektor perdagangan elektronik dengan  menaikkan bea masuk, pengusaha Mesir, Ahmed Ragab El Kalla, tetap  mengimpor produk unggulan Indonesia. Guna memuluskan ekspansi produk RI  di pasar Mesir, pemilik perusahaan Kalla for Import & Export Co ini  berkunjung ke Indonesia selama empat hari, 15-18 Januari 2019.

Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi menjelaskan Negeri 1000  Menara ini menerapkan regulasi pengetatan impor barang elektronik,  termasuk dengan mengharuskan 30-40 komponen dirakit dan dibuat di Mesir.  Oleh karena itu, para importir termasuk Kalla harus menyiapkan pabrik  perakitan elektronik jika ingin tetap mendagangkan produk Indonesia.

“Kualitas produk elektronik rumah tangga Indonesia sudah dikenal baik  dan memiliki prospek yang cukup besar di pasar Mesir,” ujar Dubes Helmy  di KBRI Kairo, Kairo, (17/1/2018).

Baca juga : Sudah Resmi Ditahan, Bupati Cianjur Tetap Nggak Ngaku Nilep Duit DA

Karena itu, dirinya mengapresiasi keseriusan Kalla dalam berbisnis  produk Indonesia di Mesir. Menurut Dubes Helmy, pendirian pabrik  perakitan milik Kalla di kawasan industri Quwesna, Propinsi Menoufiya  ini adalah salah satu trik bisnis cerdas dalam menghadapi perubahan  regulasi perdagangan. Sebab, produk elektronik Indonesia dapat  memungkinkan dirakit di pabrik tersebut dengan cara mengimpor  komponen-komponen elektronik dari Indonesia.

"Dengan demikian, produk elektronik kita akan tetap dapat dijual di  Mesir dengan harga terjangkau,” kata Dubes Helmy.

Dirinya menambahkan keteguhan Al Kalla Group dalam berbisnis dengan  Indonesia semakin menguatkan anggapan Mesir sebagai salah satu mitra  dagang non-tradisional penting. Terlebih, Presiden Joko Widodo juga  telah berulang kali mengajak para pebisnis Indonesia untuk melihat pasar  Afrika.

Baca juga : KAI Turut Kembangkan Ponpes Suryalaya

“Mesir adalah negara potensial untuk menjadi entry point bagi  produk Indonesia guna memasuki benua Afrika,” jelas Dubes Helmy.

Di tempat yang sama, Atase Perdagangan KBRI Kairo, Irman Adi Purwanto  Moefthi menambahkan selama di Indonesia, pihaknya telah mengatur  sejumlah pertemuan penjajakan bisnis antara pengusaha RI dan Ahmed Ragab  El Kalla. Selain itu, Kalla juga dijadwalkan bertemu dengan pejabat di  lingkungan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan  RI pada 18 Januari besok. Terkait rencana pengembangan kemitraan dengan  pebisnis Indonesia, Irman menguraikan pihaknya juga sudah melakukan  pembicaraan saat berkunjung ke kantor Al Kalla Group di kawasan pusat  kota Kairo pada 4 Januari lalu.

“Kami berharap kemitraan Al Kalla Group dengan pebisnis Indonesia tetap  semakin terjaga dan terus meningkat sehingga produk Indonesia terus  mendominasi pasar lokal dan Al Kalla Group tetap menjadi Raja produk  elektronik rumah tangga di Mesir,” tandas Irman.

Baca juga : KAI Bantu Korban Puting Beliung Di Rancaekek

Untuk diketahui, Al Kalla Group Mesir merupakan  agen utama sejumlah  perusahaan Indonesia . Selama lima tahun terakhir, Al Kalla Group Mesir  telah melakukan transaksi dengan PT Maspion, PT Kencana Gemilang  (Miyako) dan PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron). Produk elektronik  rumah tangga yang diimpor antara lain kipas angin, water dispenser,  sound system, televisi LED 32 inch, blender, food prosessor dan chooper,  dengan total transaksi selama 5 tahun mencapai USD 20 juta.

Pada tahun 2018 lalu, Al Kalla Group telah mengimpor produk elektronik  Indonesia senilai USD 7 juta. Produk elektronik Indonesia ini dipasarkan  di Mesir dengan merek dagang “Black & White”. Produk ini laris manis di  pasar Utara dan Selatan Mesir. Data Badan Statistik Mesir (CAPMAS) menunjukkan kinerja impor sejumlah  produk elektronik Indonesia ke Mesir mengalami kenaikan yang signifikan  pada tahun 2018.

Impor lemari pendingin (HS Code 8418) pada periode  Januari-Agustus 2018, misalnya, mencapai USD 9,073 juta atau naik  sebesar 1.252 persen dibanding periode sama tahun 2017 lalu yang hanya  sebesar USD 671 ribu. Selain itu, impor mesin dan aparatus elektrik (HS  Code 8543) pada Januari-Agustus 2018 mencapai USD 970 ribu. Angka ini  naik 4.519 pensen dibandingkan nilai impor produk serupa pada tahun 2017  yakni USD 21 ribu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :