Dark/Light Mode

Industri Kakao Masih Ketergantungan Impor

Produksi Dalam Negeri Minim

Kamis, 17 Januari 2019 15:52 WIB
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wilistra Danny (Foto: Istimewa)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wilistra Danny (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mengungkap ketergantungan industri kakao terhadap impor masih cukup tinggi. Ini dikarenakan produksi kakao di dalam negeri masih jauh dari kebutuhan.

AsistenDeputi Perkebunan Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wilistra Danny mengatakan, kurangnya produksi bahan baku menjadi masalah utama. Akibatnya, industri kakao bergantung pada impor. 

“Kita masih impor hulunya juga gitu ya. Sebetulnya kita punya potensinya cukup, di hulunya cukup gitu, tapi kenapa kok kita masih impor,” kata Wilistra di kantornya, Jakarta, kemarin.  Menurut Wilistra, Indonesia memiliki   potensi bahan baku olahan kakao yang besar. Oleh karena itu, menurutnya, penataan industri kakao harus dimulai dari hulu.
 
“Potensinya kan ada memang. Di hulunya harus ditata dengan baik supaya produktivitasnya membaik dan meningkat, sehingga ketergantungan impor itu bisa terus kita kurangi,” ungkap Wilistra. Deputi II Bidang Pertanian dan Pangan Kementerian Koordinator Perekonomian Muzdalifah sebelumnya mengungkapkan, usia pohon dan hama menjadi penyebab rendahnya produksi kakao di dalam negeri. Selain itu, petani juga masih enggan melakukan penanaman kembali atau replanting. 

Baca juga : Tanda-tanda Main Kotor Dalam Pemilu

“Selama tanaman mereka masih berproduksi mereka tidak berpikir direplanting. Dia punya pohon ada produksinya, bisa menghasilkan, dia merasa memang itu rezeki saya, sehingga effort (usaha) membangun lebih baik atau   perbaiki tanaman,” ujarnya. 

Rendahnya produksi dalam negeri membuat Indonesia selalu mengimpor kakao untuk memenuhi kebutuhan industri. Bahkan, pada 2017, impor kakao Indonesia mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapai 226.613 ton atau setara dengan 486 juta dolar AS. 

Fokus Tanam 
Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman mengatakan, pemerintah harus fokus melakukan replanting guna meningkatkan produktivitas. Menurutnya, hal ini berguna untuk mengurangi ketergantungan impor. 

Baca juga : Neraca Keuangan Perusahaan Negara Dipastikan Aman

“Ini tentu akan sangat membantu industri agar tidak terlalu banyak bergantung pada biji kakao impor. Sekaligus untuk mengurangi defisit neraca perdagangan,” jelasnya.  Ia mengungkapkan, prospek ekspor kakao Tahun 2019   tidak jauh berbeda dari Tahun 2018. Namun potensi ekspor ke depannya akan dalam bentuk produk jadi.  “Ekspor kakao di Tahun 2019 kurang lebih sama dengan Tahun 2018, sebagian besar sudah dalam bentuk kakao   olahan seperti cocoa butter dan cocoa powder,” ujar Pieter. 

Pengamat yang juga mantan ketua Dewan Kakao Nasional Soetanto Abdullah menyebut, replanting memberikan dampak signifikan bagi perkebunan kakao.  “Dari pengalaman lalu, yang paling memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produksi adalah rehabilitasi dan replanting,” ungkapnya.  

Ia mengatakan, berbagai rangkaian atau proses replanting yang dilakukan ini mampu menggenjot produktivitas kakao lebih dari 100 persen per hektare (ha). “Jadi untuk tahun pertama, yang perlu dilakukan adalah rehabilitasi dan replanting. Kemudian, harus diikuti di tahun kedua dengan intensifikasi terhadap tanaman tersebut,” jelasnya. 

Baca juga : Kapolri Menjamin Keamanan Sektor Pariwisata & Energi

 Dengan replanting, di Tahun 2020 produktivitas kakao adalah 250 kilogram (kg)/ha. Pada Tahun 2021 akan meningkat sekitar 500 kg/ha. Dilanjutkan tahun 2022 sekitar 750 kg/ha, dan di tahun 2023 mencapai 1000 kg/ha.  “Dengan catatan bahwa setelah replanting tahun ini harus diikuti dengan intensifikasi di tahun depan. Kalau tidak replanting, tiga tahun mendatang produktivitas akan turun drastis begitu juga   sebaliknya,” tegasnya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.