Dark/Light Mode

Di Depan Delegasi Negara Perubahan Iklim

Indonesia Bantah Ada Deforestasi Akibat Sawit

Rabu, 11 Desember 2019 23:51 WIB
Wakil KLHK Alue Dohong  menjadi panelis pada diskusi Sustainable Food and Land Use Systems for A Cool and Healthy Planet yang di Paviliun GCF-GEF,Madrid, Spanyol,
Wakil KLHK Alue Dohong menjadi panelis pada diskusi Sustainable Food and Land Use Systems for A Cool and Healthy Planet yang di Paviliun GCF-GEF,Madrid, Spanyol,

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia membantah tudingan beberapa negara maju soal pengembangan kelapa sawit RI yang menyebabkan deforestasi dan meningkatnya emisi karbon. 

Masalah deforestasi di kawasan hutan dinilai, menjadi salah satu penyebab maraknya tudingan negatif terhadap CPO Indonesia. Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah korektif untuk menahan laju deforestasi, termasuk dari ekspansi kelapa sawit. 

Baca juga : Dunia Penerbangan Indonesia Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Hal ini ditegaskan Wakil KLHK Alue Dohong saat menjadi panelis pada diskusi “Sustainable Food and Land Use Systems for A Cool and Healthy Planet” yang di Paviliun GCF-GEF,Madrid, Spanyol, kemarin. 

“Indonesia telah menetapkan moratorium pemberian izin baru pengelolaan hutan alam dan lahan gambut. Penghentian izin sementara telah ditetapkan menjadi permanen. Indonesia juga melakukan moratorium izin baru perkebunan kelapa sawit serta mendorong diberlakukannya Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),” ujar Alue di depan sejumlah delegasi di COP25. 

Baca juga : Indonesia dan INBAR Sepakat Tingkatkan Produksi Rotan dan Bambu

Selain melakukan peremajaan kelapa sawit rakyat (small holder), lanjut Alue, Indonesia juga telah melakukan dan meningkatkan produktivitas dengan pemilihan bibit kelapa sawit unggul sebagai upaya mengelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,. 

Lebih lanjut Wamen menyatakan, Indonesia telah mengubah pendekatan pengelolaan hutannya dari yang berbasis kayu ke pendekatan lanskap sehingga lebih mampu mengatasi persoalan-persoalan penyebab deforestasi di luar hutan. 

Baca juga : Ribuan Masyarakat Indonesia Ramaikan Run for Palestine di CFD

Menurutnya, perubahan paradigma mampu meningkatkan manfaat keberadaan hutan yang tak hanya fokus pada hasil hutan kayu dan non kayu saja. Tapi juga jasa lingkungan serta dukungan pada keles tarian rantai pasokan (sustainable supply chains).[FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.