Dark/Light Mode

Di Depan Santri Kendal

Jokowi Optimis Ekonomi Kita Meroket Pada 2020

Selasa, 31 Desember 2019 10:22 WIB
Jokowi meresmikan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas se-Indonesia di Pondok Pesantren Alfadllu 2 di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kemarin.
Jokowi meresmikan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas se-Indonesia di Pondok Pesantren Alfadllu 2 di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kemarin.

RM.id  Rakyat Merdeka - Dipenghujung tahun, Jokowi meyakini ekonomi Indonesia bisa tumbuh stabil di atas 5 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen.

Hal itu dikatakan Jokowi saat meresmikan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas se-Indonesia di Pondok Pesantren Alfadllu 2 di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kemarin. 

Jokowi menyebut hal itu tak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Indonesia, khususnya para ulama. 

“Di tengah ekonomi dunia yang bergejolak dan tidak pasti, banyak negara masuk krisis dan menuju krisis. Alhamdulillah ekonomi Indonesia tetap baik dan stabil dan pertumbuhan masih di atas 5 persen,” katanya. 

Baca juga : Senayan Yakin Omnibus Law Bikin Ekonomi Tak Terbendung

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 akan jauh lebih baik lagi. Untuk itu, Jokowi mengaku, perlu mensyukurinya. 

Tak hanya dari dirinya sendiri namun juga seluruh masyarakat Indonesia. 

“Ada negara yang anjlok ke minus 1,5 persen, ada dari 10 anjlok ke-6. Patut kita syukuri, jangan kufur nikmat,” ujarnya. 

Jokowi menjelaskan, untuk membantu pertumbuhan ekonomi dalam negeri, maka harus disejajarkan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). 
Khususnya, meningkatkan keterampilan di bidang teknologi hingga bidang lainnya. 

Baca juga : Dites Paling Lama, Putra Jokowi Tak Dianakemaskan

“Sekarang ini yang namanya persaingan yang namanya kompetisi antarnegara begitu sangat ketatnya. Adu ekonomi, adu pintar-pintaran antar manusia yang ada di negara itu. Semuanya berkompetisi, begitu sebuah negara kalah ekonomi dan SDM, sudah ditinggal oleh negara lain,” ujarnya. 

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mayoritas ditopang sektor konsumsi rumah tangga. 

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 masih mencapai 5 persen, didorong beberapa faktor musiman di kuartal IV-2019,” katanya.

Andry menilai, faktor musiman tersebut, di antaranya adalah menguatnya konsumsi rumah tangga akibat perayaan Natal dan Tahun Baru, dan meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada akhir kuartal setiap tahunnya. 

Baca juga : Sah, OSO Kembali Pimpin Hanura Periode 2019-2020

Sementara, harga-harga komoditas utama seperti batu bara, minyak kelapa sawit, minyak mentah, karet dan nikel masih pada tingkat moderat, sehingga daya dorong sektor komoditas terhadap pertumbuhan ekonomi relatif masih lemah. 

Andry melihat kinerja perekonomian Indonesia di 2019 masih menunjukkan perkembangan positif. Sampai dengan kuartal III 2019, ekonomi Indonesia mampu tumbuh pada kisaran 5 persen meskipun ekonomi dunia tumbuh melambat akibat dampak ketidakpastian global terkait perang dagang Amerika SerikatChina dan gejolak geopolitik di berbagai wilayah, seperti Brexit, Hong Kong, Semenanjung Korea dan Timur Tengah. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.