Dark/Light Mode

Impor Dari China Melorot

Neraca Perdagangan Surplus 2,34 M Dolar

Selasa, 17 Maret 2020 07:45 WIB
Petugas Bea cukai memeriksa barang impor dari China di Pelabuhan.
Petugas Bea cukai memeriksa barang impor dari China di Pelabuhan.

RM.id  Rakyat Merdeka - Neraca perdagangan Indonesia, pada Februari 2020 mengalami surplus sebesar 2,34 miliar dolar AS. Di mana angka ekspor mencapai 13,94 miliar dolar AS dan impor 11,60 miliar dolar AS. 

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), faktor dominan yang mempengaruhi surplusnya perdagangan pada Februari adalah penurunan impor dari China yang cukup signifikan. 

“Penurunan impor paling dominan adalah China. Februari 2020, impor China mengalami penurunan 1,95 miliar dolar Amerika Serikat (AS),” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti di kantor BPJ, Jakarta, kemarin. 

Berbagai faktor, kata Yunita, menyebabkan impor Indonesia turun. Mulai dari ketidakpastian global, konflik geopolitik, perang dagang yang tak kunjung usai, fluktuasi harga komoditas dan juga adanya virus corona. 

Baca juga : Aman Dari Wabah Covid-19, Selandia Baru Wajibkan Pendatang Isolasi Diri

Ia mengatakan, penurunan impor antara lain untuk barang dengan kode HS85 mesin dan elektrik, HS84 mesin dan peralatan mekanik, lalu plastik dan barang dari plastik. Selain dari China, impor dari Hong Kong juga mengalami penurunan sebesar 116,5 juta dolar AS. 

Di mana penurunan terbesar dari impor HS85 yaitu barang elektrik dan HS82 barang kapas. 

“Untuk Korsel, impor kita juga turun 113,7 juta dolar AS. Antara lain untuk barang kapal dan kapal terapung, kain rajutan dan bahan bakar mineral. Serta ke Singapura juga turun 102,7 juta dolar AS dan Vietnam turun 86,4 juta dolar AS,” lanjut Yunita. 

Sementara untuk impor, Yunita mengatakan, peningkatan impor terbesar pada Februari 2020 adalah dari Thailand. 

Baca juga : Ukraina Batalkan Semua Penerbangan Mulai 17 Maret

Di mana Indonesia impor gula dan kembang gula, bahan kimia organik, bahan kendaraan dan lain-lain naik hingga 196,8 juta dolar AS. 

“Impor dari Jepang juga mengalami kenaikan hingga 195,3 juta dolar AS, di mana barang-barangnya adalah HS84 mesin dan peralatan mekanik, HS87 kendaraan lainnya, dan HS85 mesin dan perlengkapan elektrik ini mengalami kenaikan,” ujarnya. 

Yunita memaparkan, surplus tersebut juga terjadi karena kenaikan ekspor. Ekspor Indonesia pada Februari 2020 meningkat 2,24 persen dibandingkan Januari 2020, yaitu dari 13,6 miliar dolar AS menjadi 13,9 miliar dolar AS. 

Demikian pula dibandingkan Februari 2019, ekspor meningkat 11 persen. 

Baca juga : RI-Belanda Perkuat Kerja Sama Perdagangan dan Investasi

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Februari 2020 mencapai 27,57 miliar dolar AS atau naik 4,10 persen dibanding periode yang sama 2019. 

Sementara, nilai impor kumulatif Januari-Februari 2020 adalah 25,8 miliar dolar AS atau turun 4,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Yunita juga menyampaikan, mewabahnya COVID-19 memengaruhi neraca perdagangan Indonesia pada 2020, karena sebagai mitra dagang terbesar, kondisi perdagangan antara Indonesia dan China mengalami pergerakan signifikan. 

“Ada pengaruh dari COVID-19, di mana kegiatan lockdown, ekspor-impor otomatis akan memengaruhi neraca perdagangan kita dari China, karena baik ekspor maupun impornya, yang dari China, month on month itu turun dua-duanya,” tegas Yunita. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.