Dark/Light Mode

Gojek Berlakukan Kerja Dari Rumah, Pakar: Ampuh Tekan Corona

Rabu, 18 Maret 2020 20:47 WIB
Ilustrasi Gojek. (Foto: net)
Ilustrasi Gojek. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Himbauan pemerintah untuk mengurangi interaksi sosial dalam rangka menekan angka penularan virus corona (Covid-19) dengan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) disambut baik oleh sejumlah perusahaan startup, salah satunya Gojek.

Gojek menerapkan kebijakan WFH untuk karyawannya yang ditempatkan di kantor pusat di Indonesia, India, Singapura dan Filipina. Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dalam laman Linkedin-nya mengatakan, keselamatan dan keamanan setiap orang, baik yang berada di dalam maupun di luar ekosistem perusahaan daring itu, merupakan prioritas utama Gojek.

“Kami kira semua orang dapat berperan dalam menekan penularan virus Covid-19 dan kita sebaiknya melakukan apa yang kita bisa untuk menjaga jarak sehingga kita terhindar dari potensi penularannya. Untuk itu saya mendorong seluruh dunia usaha untuk mendukung kebijakan social distancing yang berlaku di seluruh dunia ini,” tuturnya seperti ditulis Rabu (18/3).

Baca juga : Penumpang KRL Turun 32%

Gojek juga berencana memperluas penerapan kebijakan itu pada wilayah lain yang menjadi lokasi operasionalnya. Selain itu, Gojek juga telah mengeluarkan panduan untuk  bekerja dari rumah agar tetap produktif, termasuk di antaranya dengan menetapkan perangkat komunikasi yang tepat serta menetapkan jam kerja yang efektif bagi seluruh tim untuk tetap dapat berkoordinasi satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan meskipun secara remote.

Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof. Hasbullah Thabrany menilai, keputusan yang diambil oleh berbagai perusahaan dengan menerapkan kebijakan WFH itu adalah langkah yang tepat. Selagi virus corona mewabah, dia menilai, kebijakan seperti WFH maupun protokol untuk mengurangi kontak dengan orang lain, bisa jadi ampuh menekan angka penularan mengingat corona mempunyai daya tular yang dinamis. 

Virus ini, jelasnya, bisa menular melalui kontak langsung dengan benda yang terpapar. Penularan langsung lewat cairan tubuh, seperti liur maupun cairan yang berasal dari bersin dan batuk. “Ruang publik dan transportasi umum, punya potensi penyebaran Covid-19 yang tinggi. Jadi, jika tidak ada WFH sebagai bagian dari distansi sosial, maka penularan Covid-19 akan lebih luas dan tempo singkat, karena itu perlunya kampanye tersebut. Namun memang tidak 100 persen bisa diharapkan berhasil, tetapi sebagai upaya menekan risiko itu penting,” kata Hasbullah.

Baca juga : Dilarang PHK, Pengusaha Berani Melawan Presiden?

Namun persoalannya, lanjut Hasbullah, tak jarang orang yang tengah menderita sakit dan telah mengidap corona tidak menyadari kondisi kesehatan dirinya. Alhasil, tanpa sadar orang yang terpapar virus itu menyebarkan wabah, karena sewaktu bersin dan batuk cairan tubuhnya melekat ke mana-mana, apalagi setelah itu mereka menyentuh langsung benda-benda di sekitar.

Terlebih lagi, simpulnya, inkubasi virus berlangsung selama 14 hari. Selama itu pula, si penderita punya potensi menularkan wabah kepada orang sekitar.

Untuk diketahui, dalam rangka menekan potensi penularan corona, Presiden Jokowi baru-baru ini telah menghimbau agar perusahaan-perusahaan menerapkan strategi WFH dalam rangka mendukung kebijakan social distancing yang ditetapkan pemerintah guna meminimalisir interaksi sosial yang dapat memicu terjadinya kontak langsung antar manusia. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.