Dark/Light Mode

INDEF: Ekonomi Mengarah Pada Kelumpuhan

Cadangan Devisa Semakin Tergerus Dimakan Corona

Rabu, 8 April 2020 08:41 WIB
Cadangan devisa negara terus merosot.
Cadangan devisa negara terus merosot.

RM.id  Rakyat Merdeka - Cadangan devisa mengalami penurunan 9,4 miliar dolar AS, di akhir Maret 2020. Penyebabnya, selain pandemi corona, juga adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 121,0 miliar dolar. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan, penurunan cadangan devisa pada Maret 2020 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

“Selain pembayaran utang, devisa negara juga digunakan untuk keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah kondisi extraordinary karena pandemi virus corona,” kata Onny, kemarin. 

Selanjutnya, penurunan juga dipicu oleh kepanikan pasar keuangan global. Kondisi tersebut, kata Onny telah mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan rupiah. 

Baca juga : BRI Beri Keringanan Buat UMKM Yang Terdampak Corona

Khususnya minggu kedua dan ketiga Maret 2020. Meski ada penurunan, BI menilai bahwa cadangan devisa saat ini masih positif. 

Devisa cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. 

Onny menjelaskan,posisi cadangan devisa di akhir Maret 2020 setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. 

BI juga menyebut kondisi pasar berangsur angsur pulih dan mekanisme pasar kembali berjalan sejak minggu terakhir Maret 2020. 

Tingkat nilai tukar rupiah saat ini dianggap relatif memadai dan secara fundamental undervalued. 

Baca juga : KAI Optimalkan Satgas Penanganan Virus Corona

Onny mengatakan, dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia, berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kondisi pasar kian membaik. 

“Pasar diperkirakan akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS di akhir 2020. Selain itu, BI akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan,” jelas Onny. 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/4) menyebut, penurunan cadangan devisa disebabkan adanya kebutuhan bank sentral untuk intervensi pasar. 

Meski terjadi penurunan cadangan devisa, Perry meyakinkan, jumlah yang tersisa saat ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor hingga pembayaran utang pemerintah. 

Bahkan jika diperlukan, BI telah melakukan kerja sama Bilateral Swap Aggrement (BSA) dengan sejumlah bank sentral negara lain sebagai second line of defence. 

Baca juga : Ini Pesan Menteri Syahrul tentang Virus Corona

Kerja sama dilakukan, di antaranya dengan Bank Rakyat Tiongkok (BRT) China, sekitar 30 miliar dolar. Lalu, Bank sentral Jepang atau Bank of Japan sekitar 22,76 miliar dolar. Ada juga kerja sama dengan Bank Sentral Korea Selatan, sekitar 10 miliar dolar. Sementara dengan Bank Sentral Singapura setara 7 miliar dolar. 

Ekspor Dan Pariwisata Lumpuh Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov mengatakan, meski BI menilai, cadangan devisa dalam posisi aman, namun cadangan devisa ini bisa makin tergerus jika dampak virus corona semakin menggerogoti ekonomi Indonesia. 

Menurut Abra, jumlah devisa 121 miliar dolar akan cepat habis jika tak ada aktivitas ekspor dan sektor pariwisata lumpuh seperti saat ini. Beda dengan situasi krisis ekonomi tahun 1998. Di mana orang masih beraktivitas dan pabrik masih berproduksi. 

“Bukan berarti pemerintah harus tenang karena ekonomi bisa mengarah pada kelumpuhan. Devisa kita memang cukup untuk 7 bulan, tapi kan aktivitas ekspor dan pariwisata lumpuh. Jadi penciptaan dolar juga seret, akhirnya cadangan devisa akan tergerus,” terangnya. [NOV]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.