Dark/Light Mode

Survei BI: Kegiatan Usaha Loyo Akibat Wabah Corona

Selasa, 14 April 2020 08:26 WIB
Survei BI: Kegiatan Usaha Loyo Akibat Wabah Corona

RM.id  Rakyat Merdeka - Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia (BI) menyebut kegiatan dunia usaha mengalami penurunan pada triwulan I-2020. 

Penurunan terjadi pada sejumlah sektor ekonomi, seperti sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, serta konstruksi. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan, penurunan usaha menurun tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan I-2020 sebesar 5,56 persen. 

“Capaian ini turun dibandingkan pada triwulan IV 2019 yang tercatat 7,79 persen,” ujar Onny, kemarin. 

Hal tersebut, disebabkan adanya penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat wabah virus corona. Sejalan dengan kinerja kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada triwulan I-2020 juga tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. 

Baca juga : Kisah Wayan Jualan Telur Dibantu BRI Di Tengah Corona

Sementara, kondisi keuangan dunia usaha dari aspek likuiditas dan rentabilitas diyakini masih cukup baik. 

Meski menurun pada triwulan I-2020, dengan akses terhadap kredit perbankan yang relatif normal. BI juga menerangkan, pada triwulan II-2020, diperkirakan kegiatan usaha akan meningkat, dengan SBT sebesar 2,13 persen. 

Berdasarkan sektor ekonomi, diprakirakan peningkatan kegiatan usaha akan terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan (SBT 1,57 persen) seiring dengan masih berlangsungnya panen padi di beberapa daerah. 

Dalam SKDU juga terlihat realisasi investasi pada triwulan I-2020 terindikasi menurun dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 2,61 persen. 

Jumlahnya, menurun drastis dari 9,89 persen pada triwulan IV-2019. 

Baca juga : Bamsoet: Intensifkan Cegah-Tangkal Penularan Wabah Corona

“Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan realisasi kegiatan investasi pada triwulan I-2020 terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian (SBT -2,40 persen), dan sektor industri pengolahan (SBT -0,42 persen),” tambah Onny. 

Sejalan dengan kondisi kegiatan usaha, investasi pada triwulan II-2020 diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi. Hal tersebut, terindikasi dari SBT prakiraan investasi dengan SBT sebesar 4,73 persen lebih tinggi dari 2,61 persen, meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan II-2019 (SBT 9,71 persen). 

Berdasarkan sektor ekonomi, investasi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa (SBT 1,50 persen) dan keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 0,88 persen). 

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, seiring berjalannya waktu, keyakinan pasar juga semakin besar. 

Selain itu, stimulus fiskal dari pemerintah juga menambah kepercayaan diri investor menanamkan modalnya di Indonesia. 

Baca juga : Muhadjir: Presiden Minta Masyarakat Bersatu Lawan Corona

“Selain itu, kondisi risiko di global berangsur membaik. Walaupun belum pulih dan masih tinggi tapi cenderung membaik. Kita berharap ke depan kondisi ini makin bergerak ke arah yang positif,” katanya. 

Intervensi BI, kata Perry, tidak sebanyak seperti awal terjadinya kepanikan pasar keuangan. Saat ini, mekanisme jual beli rupiah dilakukan sesuai dengan mekanisme jual beli di pasar, tanpa intervensi berlebihan dari BI. 

“Harapan kita, nilai rupiah akan terus membaik. Bahkan sampai akhir tahun 2020, nilai tukar rupiah di kisaran Rp 15.000 per dolar AS yang tentunya berdampak positif bagi ekonomi kita,” tegas Perry. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.