Dark/Light Mode

Ekspornya Tinggi, Serabut Kelapa Laris Manis di China

Rabu, 29 April 2020 23:18 WIB
Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok Purwo Widiarto (kiri) menyerahkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) sebagai persyaratan protokol ekspor ke perwakilan PT Nusantara Sukses Sentosa di Depo DNS Cakung, Jakarta Utara, Selasa (28/4). (Foto: Dok. Kementan)
Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok Purwo Widiarto (kiri) menyerahkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) sebagai persyaratan protokol ekspor ke perwakilan PT Nusantara Sukses Sentosa di Depo DNS Cakung, Jakarta Utara, Selasa (28/4). (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekspor sabut kelapa sangat prospektif untuk ditingkatkan. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan produk turunan kelapa di pasar global sebagai bahan baku industri. 

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian melakukan sertifikasi terhadap 100 ton serabut kelapa produksi asal Jawa Barat tujuan China. Total nilai ekspor serabut kelapa yang berasal dari petani Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran ini mencapai Rp 396 juta. 

Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Purwo Widiarto, menyerahkan langsung sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) sebagai persyaratan protokol ekspor negara tujuan kepada PT Nusantara Sukses Sentosa, di Depo DNS Cakung, Jakarta Utara, Selasa (28/4). Penyerahan ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran covid-19.

Baca juga : Awas, Banyak Fintech Ilegal Berkeliaran Di Musim Corona

Purwo menjelaskan, dalam periode Januari-April 2020, ekspor serabut kelapa mencapai 1,5 ribu ton senilai Rp 8 miliar dengan negara tujuan terbanyak China. Kemudian diikuti pelanggan pasar global lain yakni negara Jepang, Korea Selatan, Sri Lanka, hingga Jerman. “Selama empat bulan terakhir, ekspor serabut kelapa terus menunjukkan peningkatan setiap bulannya. Fenomena ini menggeser stigma bahwa serabut yang dulu dianggap limbah, kini malah mampu menyumbang devisa bagi negara," ujarnya.

Stanley Aliwarga, pihak yang dikuasakan PT Nusantara Sukses Sentosa, mengatakan, serabut kelapa dapat dimanfaatkan menjadi banyak hal. Di Korea dan Jepang dijadikan media tanam. Di Jerman, sejumlah perusahaan otomotif menggunakannya sebagai salah satu bahan baku jok mobil. Selain itu, sabut kelapa dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan, bahan bakar, pupuk organik dan briket, serta sebagai komponen alat penyaring air. 

“Sejak awal tahun ini, sesuai permintaan China, kami sudah mengekspor serabut kelapa yang telah disertifikasi pihak Karantina Pertanian Tanjung Priok sebanyak 304 ton. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,2 miliar,” tambahnya.

Baca juga : Ekspor Manggis Laris Manis di Tengah Pandemi Covid-19

Berdasarkan data otomasi Karantina Pertanian, sepanjang 2019, ekspor serabut kelapa tertinggi yaitu tujuan China dengan volume 5,4 ribu ton sebanyak 100 kali pengiriman. Diikuti Jepang dengan frekuensi pengiriman sebanyak 16 kali dan volume 972 ton. Selanjutnya Korea Selatan dengan volume 419 ton yang dikirim sebanyak 29 kali. Lalu Thailand dengan volume 164 ton yang dikirim sebanyak dua kali. Kemudian Korea Utara sebanyak 18 ton dengan satu kali pengiriman. Selain itu tujuan Sri Lanka dikirim sebanyak 2 kali dengan volume 6 ton. Selanjutnya ekspor tujuan Afrika Selatan dengan volume 2 ton dan Jerman 0,25 ton dengan masing-masing satu kali pengiriman. 

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menyampaikan bahwa meski di tengah wabah corona, aktivitas produk pertanian Indonesia tidak boleh berhenti. Hal ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya mendukung perekonomian. 

"Di tengah kondisi ekonomi yang melamban, alhamdulilah tidak menghambat sektor pertanian untuk terus berproduksi. Salah satunya mengolah serabut kelapa ini. Hal ini juga sejalan dengan tetap tingginya permintaan komoditas pertanian Indonesia di tengah kondisi Covid-19,” ungkap Jamil.

Baca juga : Ekspor Hortikultura Laris Manis, Eksportir Serap Hasil Panen Petani

Lebih lanjut, pihaknya akan terus menjamin komoditas pertanian sehat dan aman serta memberikan pelayanan fasilitasi ekspor komoditas pertanian untuk memenuhi permintaan pasar ekspor meski di tengah pandemi. "Kami siap mengawal agar produk ekspor agar lancar, sehat, aman dan berdaya saing. Dan sebaliknya produk pertanian yang masuk, sehat, aman dan layak dikonsumsi," pungkas Jamil. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.