Dark/Light Mode

Diguyur BI 500 Triliun

Ekonomi Kok Masih Memble

Kamis, 30 April 2020 07:34 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Foto: Dwi Pambudo/RM)

 Sebelumnya 
Perry merinci, likuiditas Rp 503,8 triliun yang telah dikucurkan. Selain Rp 117,8 triliun yang bakal terkucur di awal Mei 2020, BI telah menginjeksi Rp 386 triliun sejak Januari-April 2020. dari Rp 386 triliun, Rp 166,2 triliun diperoleh dari pembelian SBN di pasar sekunder yang dijual oleh asing. Kemudian dari term repo perbankan termasuk korporasi yang memiliki SBN sejumlah Rp 137,1 triliun.

Untuk kebutuhan likuiditas, perbankan bisa melakukan repo ke BI dengan tenor hingga 12 bulan. Kemudian dari GWM rupiah yang BI turunkan di Januari dan April Rp 53 triliun dan juga dari swap valas Rp 29,7 triliun. Kalau dijumlah QE dari Januari-April Rp 386 triliun.

Baca juga : Jokowi Pede Ekonomi Meroket Tahun Depan

Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, kata Perry, ada tiga aspek sekaligus yang bisa dicapai. Tambahan injeksi likuiditas tercapai, pembiayaan APBN dan manajemen likuiditas perbankan pun ikut tercapai. Perry memastikan pembelian SBN di pasar perdana dan QE yang dilakukan BI tidak akan mempengaruhi inflasi dan nilai tukar rupiah.

Perry menjelaskan pembelian SBN oleh Bi sebagai the last resort ketika pasar tidak mampu menyerap. Lagi pula, kata Perry pembelian SBN BI juga terbatas, maksimum 25 persen. Misalnya penerbitan SBN Rp 400-an triliun, maka maksimum yang bisa dibeli BI sekitar Rp 100 triliun. “Jadi perkiraan kami tidak akan ber dampak banyak ke inflasi. Kami belum melihat ada tekanan inflasi tahun depan, tentu saja BI setiap bulan akan memantau,” katanya.

Baca juga : KLHK Berikan Stimulus Ekonomi Ke Petani Hutan

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah menilai, kebijakan pelonggaran moneter atau QE untuk mengurangi dampak virus corona umum digunakan oleh banyak negara. Amerika pun menggunakan skema kebijakan ini, di mana bank sentral membantu pemerintah dalam kebijakan fiskal atau APBN. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.