Dark/Light Mode

Ditopang Global Bond, Cadangan Devisa Naik Sebesar Rp 127,9 M

Sabtu, 9 Mei 2020 04:37 WIB
Gubernur BI, Perry Warjiyo
Gubernur BI, Perry Warjiyo

RM.id  Rakyat Merdeka - Posisi cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatan sebesar 6,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau menjadi 127,9 miliar pada akhir April 2020. 

Sebelumnya, di akhir Maret, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa hanya di posisi 121,0 miliar dolar. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi, Onny Widjanarko menerangkan, peningkatan cadangan devisa pada, April 2020, dipengaruhi oleh penerbitan global bond. 

“Peningkatan cadangan devisa dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik,” kata Onny dalam keterangan tertulis BI, kemarin. 

Baca juga : Naik, Cadangan Devisa RI April 2020 Tercatat Rp 1.909,4 T

Diterangkannya lebih rinci, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Dikatakan Onny, cadangan devisa di akhir April, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

BI juga menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. 

Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar Amerika. Total nilai surat utang ini 4,3 miliar dolar atau Rp 69 triliun. 

Baca juga : Ditopang Ekspor, Neraca Perdagangan Kian Perkasa

Nilai global bond tersebut, menjadi terbesar dalam sejarah Indonesia. Selain untuk menambah cadangan devisa, global bond ini juga untuk menjaga pembiayaan agar tetap aman. 

“Pemanfaatan dari penerbitan ini sangat positif di tengah turbulensi pasar keuangan global, Tenor terpanjang yang pernah dilakukan oleh pemerintah ini secara implisit menggambarkan kredibilitas dan kepercayaan investor,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo. 

Ia mengungkapkan, cadangan devisa sempat menurun 9,4 miliar dolar dari 130,4 miliar dolar pada akhir Februari 2020, menjadi 121 miliar dolar AS pada akhir Maret 2020. 

Penurunan itu disebabkan karena cadangan devisa digunakan untuk pembayaran utang pemerintah yang jatuh tempo pada Maret 2020 sebesar 2 miliar dolar. 

Baca juga : TikTok Bantu Penanganan Covid-19 Senilai Rp 100 M

“Sedangkan sebesar 7 miliar dolar AS digunakan untuk memasok valas di pasar keuangan. Saat itu, nilai tukar rupiah memang sedang melemah,” ujarnya. 

Perry optimis, adanya tambahan cadangan devisa dari penerbitan surat utang berdenominasi dolar AS itu, akan mendorong nilai tukar rupiah menguat dan stabil hingga akhir tahun. 

Ia yakin, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia juga semakin meningkat seiring dengan berbagai prediksi yang menyebutkan pandemi akan berakhir pada triwulan keempat 2020. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.