Dark/Light Mode

Selamat Datang Perovskite, Mineral Baru Sumber Energi Listrik Masa Depan

Jumat, 15 Mei 2020 09:37 WIB
Direktur Utama PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf (Foto: Istimewa)
Direktur Utama PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meningkatnya konsumsi energi seiring menipisnya cadangan energi fosil, mendorong berbagai ilmuwan untuk memecahkan solusi dalam mencapai pemenuhan kebutuhan energi.

Mineral perovskite dinilai mampu menjawab masalah krisis energi terutama bagi negara-negara tropis, seperti Indonesia. Mineral jenis tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku, dalam pemanfaatan pembangkit berbasis tenaga surya.

Perovskite memiliki tingkat efisiensi penyerapan matahari maupun fleksibilitas biaya, dibandingkan panel photo voltaic (PV) yang berbasis kristal silikon.

Baca juga : Bandara Seperti Pasar, Masjid Seperti Kuburan

"Ada kelemahan utama dari Silicon PV panel, yaitu sangat tidak efisien. Pencapaian efisiensinya hanya sekitar 7-16 persen saja, dan tergantung kepada orientasi penempatan serta kondisi cuaca. Panel silikon dibuat relatif tebal dan berlapis, tidak seperti film yang tipis. Sehingga, bisa lebih kuat dan tahan lama. Namun di sisi lain, harus mengorbankan efisiensinya," kata Direktur Utama PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dilansir di akun media sosialnya, Selasa (12/5).

Penemuan perovskite, dapat menjanjikan hasil yang lebih baik. Sehingga, bisa menjadi andalan yang dapat mengalahkan atap panel dari sisi efisiensi.

"Panel-panel dengan lapisan-lapisan film tipis perovskite dapat menyerap cahaya, dari panjang gelombang yang kisarannya sangat lebar. Di samping lebih produktif menghasilkan listrik, ketimbang silikon PV panel," ungkapnya.

Baca juga : Tekan Jumlah Perokok, Indonesia Perlu Tiru Amerika Dan Swedia

Riset terbaru yang dilakukan oleh Universitas Oxford pada tahun 2018 menunjukkan, tingkat efisiensi pemanfaatan perovskite menyentuh angka 25 persen, dan pada bulan Desember 2018 mencapai 28 persen.

Hingga saat ini, para ilmuwan terus mengembangkan riset tersebut untuk dikomersilkan secara massal, sejak diteliti pada tahun 2012.

Nanang menilai, pemanfaatan matahari di Indonesia sebagai langkah yang tepat. Hal ini mempertimbangkan sifat matahari sebagai sumber energi yang tidak terbatas.

Baca juga : AWR dan Kostratani Dianggap Sebagai Perangkat Pertanian Masa Depan

"Setiap jam, matahari memberikan energi sebesar 430 quintillion (10 pangkat 18) Joules dan lebih dari 410 quintillion (10 pangkat 18) Joules telah dikonsumsi sepanjang tahun," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.