Dark/Light Mode

Ditengah Pandemi Covid-19 Bisnis Kapal Tangker Tangguh

Senin, 18 Mei 2020 14:23 WIB
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RM.id  Rakyat Merdeka - Bisnis kapal tanker akan terus tancap gas di tengah wabah corona (Covid-19). Salah satunya PT Buana Lintas Lautan Tbk.

Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk Wong Kevin meyakini prospek usaha yang positif karena perkiraan dinamika permintaan dan pasokan kapal tanker yang ketat.

"Dengan strategi usaha berimbang yang berasal dari kontrak sewa serta pengoperasian melalui pool, kami berada di posisi yang menguntungkan untuk berkembang dan menangkap peluang di tengah wabah Covid-19," katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (18/5).

Menurutnya, pasokan kapal tanker minyak kini terbatas dimana jumlah pembuatan kapal tanker baru berada pada tingkat terendah dalam lebih dari 20 tahun terakhir dan tiga peraturan baru dari International Maritime Organization (IMO) yang wajib diimplementasikan antara 2020 sampai 2025 yang dapat mengurangi pasokan kapal tanker dunia.

Baca juga : Atasi Covid-19, Macan Kemayoran Salurkan Donasi Hasil Galang Dana

Tiga aturan IMO tersebut antara lain kewajiban pemakaian bahan bakar rendah sulfur mulai Tahun 2020, kewajiban instalasi dan penggunaan sistem pengolahan air ballast mulai 2021 sampai 2023, dan pengurangan emisi gas efek rumah kaca sebesar 30 persen mulai 2025 yang berpotensi mengurangi kecepatan kapal di laut.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor itu, Wong mengaku telah mengembangkan armadanya dari 17 kapal tanker dengan kapasitas efektif sebesar 850.000 DWT di akhir 2018, menjadi 30 kapal tanker di April 2020 dengan total kapasitas efektif sebesar 1.989.898 DWT.

Perusahaan juga memperkirakan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA tahun ini akan menjadi 2,25-2,5 kali dari tahun 2019.

Secara bersamaan, laba bersih perusahaan diperkirakan akan menjadi 3,5-4 kali dari tahun 2019, tidak termasuk pos-pos luar biasa karena seluruh peningkatan EBITDA akan menambah langsung ke laba usaha.

Baca juga : Efek Pandemi Covid-19, Banyak Satwa Kelaparan

Dengan pencapaian itu, rasio perbandingan harga saham dengan laba bersih per saham (PER) perusahaan menjadi sangat rendah yaitu 2,75 kali, dan EV/EBITDA juga mengalami hal yang sama yaitu 3,6 kali, dimana dengan menggunakan metode penilaian apapun akan mengindikasikan nilai perusahaan menjadi sangat rendah, terutama dengan kemampuan perusahaan yang telah terbukti untuk berkembang dan meningkatkan laba usaha selama bertahun-tahun.

Selain itu, saat ini tarif sewa rata-rata tahun 2020 untuk kapal tanker berjenis Aframax di pasar internasional adalah 44.153 dolar AS per hari.

123 persen lebih tinggi dari rata-rata tahun lalu yaitu 19.840 dolar AS per hari untuk periode yang sama dan 156 persen lebih tinggi dari rata-rata tarif sewa di pasar Indonesia yaitu 17.250 dolar AS per hari.

Pendapatan TCE (time charter equivalent) rata-rata satu bulan terakhir berada di tingkat 52.250 dolar AS per hari.

Baca juga : Pandemi Covid-19 Momen Perubahan Strategi Humas

Menurut Wong, untuk menangkap peluang secara optimal dari kondisi pasar yang menguntungkan ini dan posisi perusahaan yang tangguh, ia berhati-hati akan menambah armadanya dan mendapatkan kontrak sewa tambahan yang menguntungkan namun stabil dan mencari lebih banyak peluang. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.