Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dituntut Genjot Produktivitas
Industri Tekstil Kebanjiran Insentif
Rabu, 13 Februari 2019 09:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal menggenjot produktivitas industri tekstil dalam negeri. Berbagai insentif pun akan diberikan, mulai dari kemudahan impor mesin hingga pengurangan pajak.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, Kemenperin sedang melakukan identifikasi terhadap industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang akan meningkatkan kapasitas produksinya. Baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sebagai substitusi impor, maupun keperluan mengisi kancah ekspor.
Oleh karena itu, pemerintah siap memberikan beberapa kemudahan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan tersebut. “Fasilitas itu antara lain, kemudahan untuk impor mesinmesin dan barang modal yang lebih cepat. Kemudian jaminan akses terhadap ketersediaan bahan baku,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Seiring untuk menggenjot produktivitas industri TPT, Kementerian Perindustrian juga melakukan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Hal itu terealisasi melalui program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.
“Upaya strategis itu sebagai salah satu wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam membangun SDM yang kompeten, sesuai kebutuhan dunia industrinya saat ini dan sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0,” paparnya.
Bahkan, Kemenperin telah mengusulkan mengenai penerapan skema insentif fiskal berupa super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100 persen. Fasilitas ini akan diberikan kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi, serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi.
“Skema yang diusulkan adalah pengurangan pajak bagi industri yang terlibat dalam pelatihan dan pendidikan vokasi sebesar 200 persen. Sedangkan, bagi industri yang melakukan kegiatan litbang atau inovasi sebesar 300 persen,” kata Airlangga.
Baca juga : Industri Otomotif, Kebanjiran Investasi
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas dan daya saing industri secara nasional, termasuk perusahaan-perusahaan TPT.
“Kami optimistis akan terjadi peningkatan ekspor TPT sampai dengan 15 miliar dolar AS pada tahun 2019,” katanya.
Kemenperin mencatat, ekspor TPT nasional pada tahun 2018 diprediksi mencapai 13,28 miliar dolar AS, naik 5,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Industri TPT nasional mampu memberikan share ekspor dunia sebesar 1,6 persen.
Bahkan, industri TPT menunjukkan kinerja gemilang sepanjang tahun 2018, dengan pertumbuhan sebesar 8,73 persen. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,17 persen.
“Hingga saat ini, industri TPT di dalam negeri telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau 21,2 persen dari total tenaga kerja di sektor industri manufaktur,” katanya.
//Masuk 5 Besar Dunia
Airlangga mengatakan, pemerintah membidik industri tekstil dan produk tekstil nasional dapat masuk dalam jajaran lima besar dunia pada 2030.
Baca juga : Toyota: Daya Saing Otomotif Kita Naik
“Industri ini akan terus naik kinerjanya. Khusus industri sarung, pemerintah telah memberikan dukungan penuh terhadap produsen dalam negeri,” katanya.
Dalam hal ini, Kemenperin akan mengembangkan potensi sarung sebagai gaya hidup baru bagi masyarakat Indonesia. “Pada Maret 2019, akan diselenggarakan festival sarung. Apalagi, kita punya keunggulan motif yang beragam dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.
Menperin meyakini, industri TPT dalam negeri mampu kompetitif di kancah global karena telah memiliki daya saing tinggi. Hal ini didorong struktur industrinya sudah yang terintegrasi dari hulu sampai hilir, dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.
“Pemerintah terus memacu kinerja industri TPT. Apalagi sektor ini tergolong padat karya dan berorientasi ekspor sehingga memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian kita,” ujarnya.
Beberapa langkah strategis juga telah disiapkan agar industri TPT nasional bisa memasuki era digital. Misalnya, selama tiga hingga lima tahun ke depan, Kemenperin fokus mendongkrak kemampuan di sektor hulu untuk meningkatkan produksi serat sintetis.
“Upaya yang dilakukan, antara lain menjalin kerja sama atau menarik investasi perusahaan penghasil serat berkualitas. Ini juga bertujuan guna mengurangi impor,” ujarnya.
Kemudian, mendorong pemanfaatan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things. Transformasi ini diyakini dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas.
Baca juga : Kartu Uang Elektronik LRT Sumsel Dukung Program Cashless Society
“Jadi, kami akan membangun klaster industri tekstil terintegrasi dengan terkoneksi teknologi industri 4.0,” kata Airlangga.
Saat ini, pemerintah juga berupaya membuat perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor TPT lokal. Produk TPT negara tetangga seperti Vietnam bisa masuk ke pasar Amerika dan Uni Eropa dengan tarif bea masuk nol persen.
“Sedangkan bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20 persen. Untuk itu, perlu ada bilateral agreement tersebut,” tukasnya.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, pihaknya mengharapkan adanya harmonisasi industri tekstil nasional dari hulu hingga hilir. Agar, produktivitas tekstil terus meningkat.
Menurutnya, pada 2010 surplus perdagangan TPT sempat menembus 5 miliar dolar AS. Namun, capaian itu terus turun hingga 2018 menjadi 3,8 miliar dolar AS.
“Impor kain dan benang terus meningkat karena harga benang dan kain di dalam negeri tinggi akibat Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk produk bahan baku benang, yakni Polyester Staple Fiber (PSF) dari Taiwan, China, dan India sebesar 5 hingga 28 persen,” ujar Ade. [ASI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya