Dark/Light Mode

Genjot Pasar Batu Bara

Pemerintah Jajaki Ekspor Ke Vietnam Dan Pakistan

Kamis, 11 Juni 2020 07:33 WIB
Pemerintah tengah meningkatkan ekspor batu bara ke beberapa negara berkembang.
Pemerintah tengah meningkatkan ekspor batu bara ke beberapa negara berkembang.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sambut era kenormalan baru, pemerintah tengah menjajaki ekspor batu bara ke beberapa negara berkembang seperti Vietnam, Bangladesh, dan Pakistan. Ini dilakukan untuk meningkatkan devisa negara.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi batu bara hingga Mei mencapai 228 juta ton. Angka tersebut, 42 persen terhadap total produksi nasional dipatok mencapai 550 juta ton tahun ini. 

Sementara realisasi penggunaan batu bara untuk kepentingan domestik (Domestic Market Obligation/DMO) mencapai 53,55 juta ton. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, realisasi produksi batu bara masih sesuai dengan target. 

“Realisasi produksi batu bara sampai 31 Mei 2020 masih sesuai dengan target. Dengan begitu, produksi batu bara sampai Desember diperkirakan dapat mencapai target 550 juta ton,” ujarnya di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Haji 2020 Batal, 58 Jemaah Tarik Setoran Pelunasan

Sementara untuk realisasi ekspor batu bara hingga Mei 2020 mencapai 175,15 juta ton, setara dengan 7,77 miliar dolar AS. Target volume ekspor di tahun 2020 dipatok sebesar 435 juta ton. 

Menurutnya, kebutuhan dan perdagangan batu bara di pasar internasional pada 2020 diproyeksikan menurun seiring adanya pandemi corona. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah juga sedang menjajaki ekspor ke beberapa negara berkembang lain seperti Vietnam, Bangladesh, dan Pakistan. 

“Selain itu, akan melakukan peningkatan efisiensi rantai suplai batu bara negara importir batu bara serta melakukan direct contract atau direct shipping ke negara-negara importir,” jelas Agung. 

Baca juga : Genjot Populasi Sapi BB, Penuhi Protein Hewani

Meski produksi sesuai dengan target bukan berarti Covid-19 tidak berdampak pada industri batu bara. 

Kementerian Enegeri dan Sumberdaya Mineral (ESDM) sebelumnya memproyeksikan harga batu bara Indonesia pada akhir tahun 2020 berada di kisaran 59-61 dolar per ton. 

Direktur Penerimaan Minerba Kementerian ESDM, Johnson Pakpahan mengatakan, harga batu bara turun disebabkan oversupply batu bara global. 

Ia memperkirakan harga batu bara akan kembali menguat setelah pandemi Covid-19 berakhir. Sepanjang tahun 2019 Harga Batu Bara Acuan (HBA) rata-rata mencapai 77,89 per ton dolar AS. Sementara HBA JanuariApril 2020 sebesar 66,42 dolar AS per ton. 

Baca juga : Ini Alasan Pemerintah Tak Kunjung Tutup BUMN “Hantu”

“Harga batu bara Indonesia pada akhir tahun 2020 diperkirakan berkisar 59-61 dolar per ton. Akhir tahun 2021 mencapai 66 dolar per ton, dan akhir tahun 2022 sebesar 69 dolar per ton,” ungkapnya. 

Direktur Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia berharap permintaan batu bara bisa terangkat. 

Harga dan pasar batu bara bisa segera stabil. Menurutnya, produksi batu bara Indonesia masih dominan mengandalkan pasar ekspor, sementara demand masih tertekan. 

“Di tengah pelemahan permintaan ekspor, penguatan kurs rupiah seharusnya dapat menjadi sentimen positif bagi pebisnis batu bara karena itu adalah salah satu indikator penting bahwa perekonomian nasional sudah berangsur pulih. Hal tersebut memberi optimisme bagi pelaku usaha di tengah kondisi pandemi,” ujarnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.