Dark/Light Mode

Target Kuasai Pasar Rp 1.405,7 Triliun

Pertamina Siap-siap Jadi Perusahaan Energi Global

Senin, 15 Juni 2020 06:00 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (Foto : Patra Rizky/RM)
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (Foto : Patra Rizky/RM)

 Sebelumnya 
Vice President (VP) Corporate Communication Fajriyah Usman kemudian membeberkan, CEO Upstream Subholding (PT Pertamina Hulu Energi) dijabat oleh Budiman Parhusip, CEO Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional) dijabat oleh Ignatius Tallulembang dan didampingi Deputy CEO Budi Syarif Santoso.

Kemudian, CEO Power & NRE Subholding (PT Pertamina Power Indonesia) dijabat Heru Setiawan, CEO Commercial & Trading Subholding (PT Patra Niaga) dijabat Mas’ud Khamid dan CEO Shipping Company (PT Pertamina International Shipping PIS) dijabat Erry Widiastono.

Sedangkan Dharmawan H Samsu serta Basuki Trikora Putra menjabat sebagai Komisaris Utama di Subholding.

Baca juga : Organisasi Baru Pasca RUPS Bakal Bikin Pertamina Jadi Lebih Lincah, Fokus, dan Cepat

“Kami menempatkan direksi dari sejumlah pekerja karier yang relatif muda dan berkualitas tinggi. Serta diperkuat dengan profesional eksternal yang berpengalaman agar bisa melakukan new breakthrough untuk pertumbuhan bisnis ke depan,” katanya.

Menurutnya, semua subholding tersebut akan menjalankan bisnis bersama dengan subholding Gas, yang sebelumnya telah terbentuk di bawah Pertamina melalui PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sejak tahun 2018.

Secara umum, sambung dia, tugas Pertamina sebagai holding akan diarahkan pada pengelolaan portofolio dan sinergi bisnis di seluruh Pertamina Grup, mempercepat pengembangan bisnis baru, serta menjalankan program-program nasional.

Baca juga : Rapsel Ali: Pertamina Harus Jadi Perusahaan Migas Kelas Dunia

Sementara subholding akan menjalankan peran untuk mendorong operational excellence melalui pengembangan skala dan sinergi masing-masing bisnis, mempercepat pengembangan bisnis dan kapabilitas bisnis existing, serta meningkatkan kemampuan dan fleksibilitas dalam kemitraan dan pendanaan yang lebih menguntungkan perusahaan.

“Seluruh proses perubahan ini akan dilakukan secara sistematis melalui roadmap yang telah disusun untuk menjaga kelangsungan hubungan kerja dengan seluruh pekerja Pertamina,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan dalam dua tahun ke depan subholding ini bisa go public alias melantai di bursa saham.

Baca juga : Habiskan Investasi Rp 14,4 T, Terminal Kijing Siap Dibuka Akhir Tahun Ini

“Kita targetkan, dua tahun ke depan Ibu Nicke harus bisa menggo public-kan satu atau dua sub holding. Ini bagian transparansi dan akuntabilitas,” cetusnya.

Ia menuturkan, subholding dan induk holding harus menjadi satu kesatuan agar didapatkan kebijakan yang seirama. Contohnya, kebijakan di upstream (industri hulu) dan downstream (industri hilir).

“Hulu kan banyak, kebijakan nggak seirama. Salah satu buktinya lifting menurun. Makanya, harus ada konsolidasi. Begitu juga dalam distribusi produk. (Khawatirnya) isu logitisik akan jadi kendala,” tandasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.