Dark/Light Mode

Sebut Ekonomi Kita Tumbuh 6,1 Persen di 2021

Semoga Saja Prediksi IMF Jadi Kenyataan

Jumat, 26 Juni 2020 06:52 WIB
International Monetary Fund (IMF) memprediksi tahun depan ekonomi Indonesia diperkirakan melesat 6,1 persen. (Ilustrasi bi.go.id)
International Monetary Fund (IMF) memprediksi tahun depan ekonomi Indonesia diperkirakan melesat 6,1 persen. (Ilustrasi bi.go.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - International Monetary Fund (IMF), merilis prediksi terbaru soal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Isinya lumayan optimis. Tahun depan ekonomi kita diperkirakan melesat 6,1 persen.

Namun sebelum bisa bangkit, Indonesia diprediksi mencatat pertumbuhan ekonomi minus 0,3 persen di 2020. “Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang lebih negatif terhadap aktivitas ekonomi pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan. Dan pemulihan diproyeksikan lebih bertahap dari perkiraan sebelumnya,” tulis laporan IMF dalam Outlook Ekonomi Global yang dirilis kemarin.

Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath menjelaskan, dalam laporan IMF, Indonesia bukan satu-satunya negara yang diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan minus pada 2020.

Baca juga : Wamendes: Saatnya Desa Menyerbu Kota

Dari 30 negara dalam daftar Pertumbuhan PDB Ekonomi Terpilih IMF, 28 negara di antaranya diproyeksi akan mencatatkan pertumbuhan negatif.

Di antaranya, Argentina (-9,9 persen), Australia (-4,5 persen), Brasil (-9,1 persen), Kanada (-8,4 persen), Prancis (-12,5 persen), Jerman (-7,8 persen), India (-4,5 persen), Iran (-6,0 persen), Italia (-12,8 persen), Jepang (-5,8 persen), Kazakhstan (-2,7 persen), Korea (-2,1 persen), Malaysia (-3,8 persen), Meksiko (-10,5 persen) dan Belanda (-7,7 persen). Meski begitu, ekonomi 28 negara ini diperkirakan kembali mengalami pertumbuhan pada 2021.

Melanjutkan keterangan, kata Gita, perlindungan sosial menjadi salah satu kunci untuk menghadapi pandemi. “Namun, kebijakan tersebut akan menyedot anggaran negara cukup besar,” jelasnya.

Baca juga : Airlangga Nggak Kaget

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengingatkan, seluruh masyarakat agar bersiap menghadapi tekanan resesi ekonomi berkepanjangan akibat pandemi Covid-19.

“Saya mengingatkan agar kita semua bersiap-siap dan beradaptasi menghadapi resesi. Ekonomi kuartal II-2020 sudah pasti minus,” katanya.

Jika melihat indikator perekonomian sektor riil, seperti industri manufaktur dan bisnis retail, Enny mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 akan terkontraksi. Perlambatan ekonomi tidak dapat dihindari karena terbatasnya aktivitas masyarakat akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada awal April hingga awal Juni.

Baca juga : Ekonomi Cuma Tumbuh 2,97 Persen, Airlangga: Sudah Diprediksi

Melihat situasi tersebut, Enny meminta pemerintah untuk mengubah strategi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Khususnya pendistribusian jaring pengamanan sosial atau bansos untuk 40 persen masyarakat dengan ekonomi terbawah.

“Struktur ekonomi Indonesia 56 persen itu dari konsumsi rumah tangga. Jika konsumsi minus, artinya kebijakan bansos nggak nendang sama sekali,” ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghitung ada kemungkinan Indonesia masuk jurang resesi jika kontraksi ekonomi terus terjadi hingga kuartal III- 2020. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.