Dark/Light Mode

Ditarget Bisa Rampung Februari 2021

Merger Bank BUMN Syariah, Berkah Atau Mudharat Nih?

Rabu, 8 Juli 2020 07:19 WIB
Pengamat Keuangan Syariah, Adiwarman Karim (Foto: Istimewa)
Pengamat Keuangan Syariah, Adiwarman Karim (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Reza juga memastikan, rencana merger yang bakal dilakukan pada Februari 2021 masih memiliki banyak waktu dan kesempatan. Pihaknya tetap akan fokus menjalankan segala program perusahaan secara baik. “Pokoknya yang terbaik untuk nasabah dan umat,” cetusnya.

Untuk diketahui, Mandiri Syarah per kuartal I-2020 mencatat total aset Rp 114 triliun dengan total ekuitas Rp 9,61 triliun. Sementara, layanan digitalnya per Juni 2020 naik 29,15 persen yoy atau sebanyak 55 juta transaksi.

Senada, Corporate Secretary BRI Syariah Mulyatno Rachmanto mengatakan, upaya merger dinilai baik bagi anak usaha dalam memperkuat bank BUMN. “Sebagai anak usaha, kami dukung kebijakan pemerintah. Kami pun fokus untuk terus bekerja, terutama memperkuat BRI Syariah sebagai bank ritel,” katanya.

Baca juga : Merger Bank BUMN Syariah Berkah Atau Mudharat Nih?

Sementara BNI Syariah, maupun UUS BTN serta masing-masing induk anak usaha syariah tersebut, belum mau menanggapi banyak terkait masalah merger ini.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mewacanakan ingin menggabungkan bank syariah yang dimiliki bank BUMN seperti BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah dan Mandiri Syariah. Alasannya, karena mayoritas masyarakat Indonesia merupakan penduduk Muslim. Sehingga, keberadaan bank syariah memberikan opsi pilihan bagi masyarakat atau dunia usaha.

“Kenapa saya menginginkan merger syariah? Supaya ada alternatif, jangan sampai Indonesia yang penduduk Muslim terbesar tidak punya fasilitas itu,” ucap Erick dalam acara diskusi yang digelar Kingdom Business Community.

Baca juga : Didampingi Ririek, Menteri BUMN Serahkan BLC Buat Rakyat NTT

Dengan begitu, segmentasi yang ada di Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) tidak kanibal dan semakin memperluas marketnya. Apalagi ke depannya, funding akan lebih terbuka. Untuk itu, pihaknya tengah mematangkan proses kajiannya.

“Kita sedang kaji. Insya Allah, Februari tahun depan jadi satu bank syariah,” akunya.

Ia juga mengaku ingin masing-masing bank tetap ada, namun fokus pada segmen pasar yang berbeda agar tidak saling sikut. “Soal bank, kan sebelumnya ada pemikiran holdingisasi. Tapi saya berpikir berbeda, saya harap bank-bank bersaing dengan sehat tapi dengan segmen pasar jelas,” ujarnya.

Baca juga : Menhub : Pembangunan Pelabuhan Patimban Berjalan Sesuai Rencana

Ia mencontohkan, BTN tetap di segmen khusus yakni perumahan. Nantinya, dalam praktiknya di lapangan, BTN bekerja sama dengan BUMN lainnya terkait pemanfaatan lahan. Begitu juga dengan BRI agar tetap fokus di segmen pembiayaan UMKM dan ritel, serta Bank Mandiri dengan segmen pasarnya lebih ke arah korporasi.

Sementara BNI diarahkan untuk menjadi bank sumber pembiayaan internasional. Hanya saja dia mengaku, belum menyampaikan ide tersebut kepada direksi BNI. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.