Dark/Light Mode

Cegah Harga Anjlok

Menko Airlangga Gandeng Importir Boyong Gula Petani

Senin, 13 Juli 2020 06:27 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus menjaga stabilitas harga gula petani supaya tidak anjlok. Sebanyak 12 importir gula nasional berkomitmen untuk membeli hasil Gula Kristal Putih (GKP) produksi 2020 dari petani dengan harga Rp 11.200 per kilogram (kg).

Perjanjian dilakukan dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). 

Adapun daftar 12 perusahaan tersebut, antara lain PT Sugar Labinta, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene, PT Berkah Manis Makmur, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Sentra Usahatama Jaya. Kemudian, PT Medan Sugar Industry, PT Andalan Furnindo, PT Angels Products, PT Kebun Tebu Mas, PT Adikarya Gemilang, dan PT Priscolin. 

Sekretaris Jenderal APTRI, M Nur Khabsyin mengatakan, kerja sama ini diharapkan bisa mencegah jatuhnya harga gula di petani. 

Baca juga : Demi Bantu Masyarakat Miskin, Menko Muhadjir Kejar Penggunaan Satu Data

“Harga gula jangan sampai drop. Jadi importir itu sanggup membeli harga gula petani di harga Rp 11.200/kg, supaya sama-sama menjaga kesepakatan. Jadi harga gula ini tidak jatuh. Ini kan kontrak kolektif melalui APTRI. Nanti rekeningnya itu adalah rekeningnya pabrik gula (PG), lalu nanti dibayar ke petani,” terang Nur dalam keterangannya, kemarin. 

Dilanjutkannya, dalam perjanjian itu tercantum kesepakatan 12 perusahaan tersebut bersedia membeli seluruh gula petani musim giling tahun 2020 dengan harga Rp 11.200 per kg. Pembelian akan dilakukan secara proporsional oleh 12 perusahaan tersebut. 

“Bahwa apabila terjadi harga penjualan gula kristal putih milik petani di bawah Rp 11.200 per kg setelah penandatanganan kontrak, maka kesepakatan ini otomatis tidak berlaku,” terangnya. 

Sementara, petani juga diminta tetap menjaga harga di level Rp 11.200 per kg untuk menjaga stabilitas harga di pasaran. Dengan upaya ini, ia berharap harga gula di tingkat petani bisa stabil. 

Baca juga : Manjakan Gamer Indonesia, Acer Boyong Tiga Laptop

Dikatakan Nur, sebelum ada kesepakatan tersebut, harga gula petani hanya laku Rp 10.000 per kg. 

“Kami optimistis dengan adanya kesepakatan pembelian gula antara APTRI dan perusahaan importir gula dengan harga Rp 11.200, harga gula akan naik di atas Rp 11.200 per kg karena adanya sentimen positif terhadap pasar,” ujar Nur. 

Dia mengatakan, dengan adanya kesepakatan tersebut, diharapkan petani tebu seluruh Indonesia tidak menjual gula di bawah Rp 11.200 per kg. Karena pihak importir sudah siap membeli gula dengan harga Rp 11.200 per kg. 

Sebelumnya, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sudah melakukan pembicaraan dengan APTRI terkait kesepakatan pembelian gula petani. 

Baca juga : Menko Airlangga Tawarkan 41 Proyek Besar Ke Prancis

Dari laporan yang diterimanya, Airlangga menyetujui usulan petani untuk menugaskan importir membeli gula hasil tanam mereka. 

“Kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Kemenko Perekonomian yang telah mendengarkan keluhan dan aspirasi petani tebu,” ujar Nur. 

Airlangga menyetujui usulan harga beli importir ini karena sudah sesuai dengan patokan harga di Kementeriaan Perdagangan untuk harga di tingkat produsen yang dijual kepada distributor. 

Untuk diketahui, saat ini jumlah produksi gula petani kurang lebih 700-800 ribu ton. Sementara, di musim giling tahun ini stok akan melimpah ruah. APTRI menargetkan produksi selama musim giling (akhir Juni-akhir Oktober) jumlahnya mencapai 900 ribu ton. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.