Dark/Light Mode

Ditopang Konsumsi Rumah Tangga

Negara Lain Resesi, Kita Belum Tentu Ya...

Senin, 3 Agustus 2020 07:39 WIB
Ketua Satgas PEN, Budi Gunadi Sadikin
Ketua Satgas PEN, Budi Gunadi Sadikin

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai negara berkembang, potensi Indonesia cukup besar ikut masuk ke jurang resesi. 

Meski begitu, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin menyebut, Indonesia masih punya kesempatan untuk lepas dari jurang resesi

“Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal III tidak tersungkur negatif, tapi butuh kerja keras agar ekonomi bisa berputar lagi,” kata Budi di Jakarta. 

Menurutnya, bantuan dari seluruh rakyat Indonesia dan dukungan modal sosial saat ini diperlukan untuk menggerakkan ekonomi. 

Selain itu, masyarakat juga harus disiplin mematuhi protokol kesehatan sehingga wabah virus corona tidak terus berkepanjangan. 

Baca juga : Hindari Resesi, Kinerja BUMN Tak Boleh Kendor

Pemerintah disebutnya, juga turut membantu lewat percepatan pengeluaran dana bantuan (disbursement) dari anggaran fiskal yang besar. 

“Kita akan lihat bagaimana kita bisa mempercepat sampai September ini. Harapan untuk pertumbuhan ekonomi masih ada,” ucap dia. 

Senada, Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi memprediksi ekonomi Indonesia masih bisa selamat dari resesi. Pasalnya, ekonomi kita masih lebih baik dibandingkan negara negara yang mengalami resesi. 

“Negara-negara yang mengalami resesi pertumbuhan ekonominya sebagian besar ditopang oleh perdagangan internasional. Sementara, keterkaitan Indonesia dengan perdagangan internasional rendah,” kata Fithra. 

Dalam kondisi normal, kata Fithra, perkembangan ekonomi Indonesia mencemaskan karena sulit bersaing dengan negara dalam satu regional seperti Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina. 

Baca juga : AS-China Tegang Lagi, Rupiah Jangan Jantungan Ya...

Karena pandemi, Indonesia justru bersyukur karena diuntungkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang sebagian besar ditopang konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 58,14 persen pada PDB kuartal I-2020. 

“Kalau begitu, berarti resesi di pihak yang lain, belum tentu kita juga resesi. Karena kontributor ekonomi terbesar kita bukan di perdagangan internasional,” jelas Fithra. 

Agar Indonesia tidak jatuh ke jurang resesi, kata dia, konsumsi domestik harus digenjot. Khususnya, pada kuartal III-2020, sebab pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 diprediksi minus. 

“Karena itu, pemerintah harus mempercepat penyaluran stimulus melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dana untuk penanganan virus corona di sebesar Rp 695,2 triliun juga harus tepat sasaran, harus benarbenar kita perhatikan sektor konsumsi,” tegasnya. 

Saat ini, ancaman resesi ekonomi bagi Indonesia sudah di depan mata. Kuartal dua, pemerintah memprediksi ekonomi minus 4,3 persen. Jika dua kali negatif, maka secara teknis Indonesia dinyatakan mengalami resesi ekonomi. 

Baca juga : Prabowo-Airlangga Balik Badan, Kemudian Tertawa

Amerika menjadi negara baru yang terperosok pada jurang resesi. Di mana negara maju lainnya telah mengalami resesi, seperti Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, dan Jerman. 

Perekonomian AS telah terkontraksi hingga 32,9 persen pada kuartal II-2020, di mana sebelumnya pada kuartal I pertumbuhan ekonominya juga minus sebesar 5 persen. 

Anjloknya perekonomian karena pandemi virus corona yang meluas, menekan ekspor hingga investasi. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.