Dark/Light Mode

Jokowi Bicara Ekonomi Minus 5 Persen

Kerutkan Dahi, Suaranya Datar

Jumat, 7 Agustus 2020 06:32 WIB
Presiden Jokowi saat rapat terbatas dengan para menterinya di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. (Foto: Instagram)
Presiden Jokowi saat rapat terbatas dengan para menterinya di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Guru Besar Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanto J.Siregar melalui akun Twitternya @hermantosiregar mengatakan, sejak triwulan II 2018 sampai Triwulan IV 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah menurun. Pandemi corona yang masuk pada triwulan I 2020 makin memperparah penurunan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, tak heran jika triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi kontraksi minus 5,32 persen. Atau anjlog 8,29 persen dibanding pertumbuhan ekonomi triwulan I yang 2,97 persen.

“Pandemi corona berdampak sangat nyata terhadap ekonomi RI. Namun, untuk tahap sekarang ini, kita belum bisa sebut sudah masuk resesi,” ujarnya.

Baca juga : Jokowi: Pandemi Covid-19 Momentum Percepatan Transformasi Digital

Kenapa? Karena definisi resesi adalah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi minus selama dua triwulan berturut-turut atau lebih. Sementara pertumbuhan ekonomi RI baru sekali minus di triwulan II. “Kalau Triwulan III nanti kontraksi lagi, barulah disebut resesi,” katanya.

Untuk mencegah kontraksi yang dalam di triwulan III, pemerintah harus genjot sektor pertanian. Selain itu konsumsi pemerintah juga harus ditingkatkan dan cepat dilaksanakan.

Baca juga : Djoko Tjandra Kini Jadi Penghuni Rutan Salemba Cabang Mabes Polri

Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, pemerintah tidak bisa mengharapkan wisatawan mancanegara untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sebab, masih banyak negara yang masih menutup perbatasan, dan belum mengizinkan warganya melancong ke luar negeri.Harapan satu-satunya adalah masyarakat lokal.

Namun, dia menduga, masyarakat belum kepikiran untuk wisata. Apalagi, penghasilannya terus turun.Saat ini yang ada di benak masyarakat adalah cara bertahan hidup. “Karena itu, pemerintah harus mengembalikan kualitas daya beli masyarakat seperti sebelumnya,” ujar anggota Ombudsman ini. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.