Dark/Light Mode

Di Masa Susah Begini

Alhamdulillah, Neraca Perdagangan RI Surplus

Rabu, 19 Agustus 2020 07:30 WIB
Nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan di masa pandemi.
Nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan di masa pandemi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski dibayang-bayangi resesi, neraca perdagangan Indonesia mulai merangkak naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Juli 2020 neraca perdagangan surplus sebesar 3,26 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 48,35 triliun

Kenaikan ini terjadi karena nilai ekspor yang lebih tinggi sebesar 13,7 miliar dolar dan nilai impor mengalami penurunan jadi sebesar 10,47 miliar dolar. 

“Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan surplus pada Juni 2020 dan lebih besar dibandingkan Juli 2019. Waktu itu kita mengalami defisit 0,28 miliar dolar,” kata Kepala BPS, Suhariyanto saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, kemarin 

Baca juga : Rupiah Ketar-ketir Nunggu Rilis Neraca Dagang Periode Juli

Suhariyanto menjelaskan, nilai ekspor Juli 2020 yang mencapai 13,73 miliar dolar AS atau meningkat 14,33 persen dibanding ekspor Juni 2020. 

Sementara dibanding Juli 2019 nilainya menurun 9,90 persen. Jika dirinci surplus neraca perdagangan Indonesia berdasarkan negara tujuan ekspor, pada posisi Juli 2020 Amerika Serikat (AS) menjadi yang terbesar mencapai 1,04 miliar dolar AS. 

Di mana ekspor ke AS mencapai 1,6 miliar dolar AS dan impor 566 juta dolar AS. 

Baca juga : Alhamdulillah, Penerimaan Pajak Mulai Meningkat

“Neraca perdagangan kita dengan AS masih mengalami surplus 1,04 miliar dolar. Dan di sana yang membuat surplus barang-barangnya adalah pakaian dan aksesorisnya. Terutama rajutan pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan, satu lagi adalah mesin dan perlengkapan elektrik,” jelas dia. 

Kemudian surplus lainnya terjadi di negara-negara tujuan lain, seperti India dan Filipina masing-masing 466 juta dolar dan 460 juta dolar. 

“Dengan India, barang-barang utama yang membuat surplus adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan satu lagi adalah berbagai produk kimia. Sedangkan Filipina yang membuat surplus adalah bahan bakar mineral kendaraan bagiannya dan berbagai makanan dan olah,” jelas dia. 

Baca juga : Niat Sudah Bulat, City Terdepan Rebut La Pulga

Sementara, nilai impor Indonesia pada Juli 2020 mencapai 10,47 miliar dolar atau turun 2,73 persen dibandingkan Juni 2020, dan dibandingkan Juli 2019 turun 32,55 persen. Beberapa negara yang masih mengalami defisit pada Juli 2020, yaitu Korea Selatan, di mana ekspor Indonesia mencapai 428,4 juta dolar dan impor 542,6 juta dolar. 

“Sehingga dengan Korea Selatan pada Juli 2020 mengalami mengalami defisit 114,2 juta dolar. Kita banyak mengimpor mesin dan perlengkapan elektrik mesin dan peralatan mekanis dan satu lagi plastik dan barang dari plastik,” ujarnya. 

Sementara dengan Brazil, Indonesia juga mengalami defisit sebesar 138,3 juta dolar pada Juli 2020. Kemudian dengan Tiongkok pada bulan Juli 2020 juga mengalami defisit 694,9 juta dolar. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.