Dark/Light Mode

Pemerintah Diminta Tingkatkan Literasi Digital

UMKM Tak Bisa Ujug-ujug Nyemplung E-Commerce

Minggu, 23 Agustus 2020 07:01 WIB
Pemerintah Diminta Tingkatkan Literasi Digital UMKM Tak Bisa Ujug-ujug Nyemplung E-Commerce

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta meningkatkan literasi digital di kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tak bisa langsung meminta mereka nyemplung ke nyemplung e-commerce.

Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati memandang, untuk meningkatkan literasi digital bagi pelaku UMKM membutuhkan proses yang tidak sebentar. Terutama bagi UMKM yang tersebar di pelosok daerah.

Sebelum pandemi saja, untuk mendorong UMKM masuk e-commerce itu tidak bisa instan. Sekian lama e-commerce ada di Indonesia, berdasarkan laporan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, yang sudah masuk ke digital itu baru 13 persen.

“Sehingga kalau tiba-tiba ada program yang mendesak seluruh UMKM masuk ke e-commerce, demi menghindari resesi, itu pasti sulit,” kata Enny kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia berpendapat, untuk menumbuhkan minat wirausaha di tengah kondisi seperti ini, seharusnya masyarakat dibekali program yang sesuai.

Sebaiknya, kata Enny, jangan hanya melihat pertumbuhan UMKM di Pulau Jawa yang pesat, tetapi perlu juga melihat pelaku usaha di pelosok daerah.

Baca juga : Kerek Produktivitas, Pemerintah Diminta Bantu Modernisasi Peralatan UMKM

“Selama ini ada atau tidak yang yang terus mengurusi UMKM dari nol sampai dia terakses dengan e-commerce. Karena faktanya, banyak UMKM itu terakses dengan e-commerce tidak melalui pendampingan khusus,” ungkapnya.

Karenanya, sambung Enny, edukasi untuk menumbuhkan minat berwirausaha serta menjaga keberlangsungan bisnis UMKM mutlak dibutuhkan.

Menurut dia, adanya e-commerce memang bisa meningkatkan pemasaran dan daya beli produk UMKM. Tapi untuk meningkatkan literasi digital bagi pelaku UMKM yang tersebar di berbagai daerah, dibutuhkan proses.

“Jadi, harus kelar dulu antara komitmen dengan realisasi program. Kalau Indonesia hanya bolak-balik bicara dukungan untuk UMKM go digital, tetapi masyarakatnya tidak disiapkan untuk terakses dengan internet untuk terliterasi dengan digital, ya akan sulit diwujudkan,” ucap Enny.

Selanjutnya dia mengkritisi, jika pemerintah menjadikan UMKM hanya objek, maka hasilnya hanya halusinasi. “Kalau hanya objek, kita tidak yakin program dukungan UMKM bisa menghindari Indonesia dari resesi,” cetusnya.

Enny juga mempertanyakan keseriusan pemerintah mendukung UMKM kenapa baru sekarang. Lalu, jika UMKM masih dianggap tulang punggung ekonomi, kenapa anggaran Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) cuma Rp 1 triliun.

Baca juga : Puan Minta Pemerintah Tingkatkan Kinerja Pelaksanaan APBN

“Anggaran Kemenkop jauh sekali jika dibandingkan dengan anggaran Kementerian Pertahanan, padahal UMKM perlu dukungan dan perhatian khusus,” terangnya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengaku baru ada 13 persen atau 8 juta pelaku UMKM yang ter hubung secara online. Sehingga diperlukan pendampingan, pelatihan digital marketing, serta kerja sama dengan sektor usaha besar.

“Memang masih banyak para pelaku UMKM yang belum bisa berjualan di e-commerce,” katanya.

Sebagai salah satu upaya, Kemenkop UMKM sudah menggandeng sejumlah platform ecom merce. Bahkan media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp diajak untuk memfasilitasi para pelaku UMKM agar go digital.

“Jadi ini bagian dari proses menuju market digital, karena ma sih ada UMKM yang belum bisa jualan di marketplace,” katanya.

Dia juga bilang, beberapa perusahaan e-commerce telah diajak terlibat lebih dalam untuk mendorong UMKM.

Baca juga : Pemerintah Rencanakan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Tak Lebihi 5,5 Persen

Misalkan saja CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, yang mengaku tengah gencar mengajak pelaku UMKM memanfaatkan keberadaan marketplace untuk memperluas jangkauan bisnis, dan mendapatkan sokongan pendapatan.

Menurut dia, masyarakat perlu me manfaatkan teknologi dan keberadaan marketplace sebagai peluang untuk mendukung ketahanan ekonomi di tengah pandemi.

“Semakin meluas dan beragam nya inovasi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, men jadi kesempatan bagi para produsen lokal untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal yang sama juga berlaku bagi konsumen. Mari kita sama-sama membuat aksi nyata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan cara membeli produk UMKM dan meningkatkan konsumsi barang dalam negeri,” ujar Rachmat dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.