Dark/Light Mode

Diguyur Kredit Sindikasi 15 Bank

KAI Ngutang Rp 4,2 Triliun Untuk Proyek LRT Jabodebek

Sabtu, 19 September 2020 06:56 WIB
Dirut KAI Didiek Hartantyo. (Istimewa)
Dirut KAI Didiek Hartantyo. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan Penandatanganan Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali atas Perjanjian Kredit Sindikasi, termasuk tambahan pembiayaan Depo dan Stasiun LRT (light rail transit) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi) sebesar Rp 4,2 triliun.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pinjaman ini merupakan tambahan atas pinjaman sebelumnya pada 2017 sebesar Rp 18,1 triliun untuk Kredit Investasi, dan Rp 1,15 triliun untuk Kredit Modal Kerja.

“Dengan adanya tambahan pinjaman ini, diharapkan penyelesaian Depo dan Stasiun proyek LRT Jabodebek dapat segera terealisasi. Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan,” ujar Didiek, di Jakarta, kemarin.

Adapun penandatanganan addendum perjanjian tersebut dilakukan di dua tempat, yaitu di Gedung Jakarta Railways Center (JRC) dan Kantor Pusat PT KCI secara virtual.

Baca juga : Penyaluran Kredit Bank BRI Tembus Rp 922,9 Triliun

Pasalnya, dalam penandatangan perjanjian fasilitas kredit ini dilakukan oleh 15 bank sindikasi. Bank yang terlibat yakni Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), BPD (Bank Pembangunan Daera), bank swasta Nasional dan bank swasta asing.

Adapun bank-bank tersebut yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga, PT SMI, Bank DKI, MUFG, Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut, Bank Mega, PermataBank, Bank BJB, dan Bank Papua.

Penandatanganan itu disaksikan secara virtual oleh perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan.

“Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen KAI dan perbankan, dalam merampungkan proyek LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022,” katanya.

Baca juga : Diperiksa Penyidik, Pembobol Bank BNI Rp 1,7 Triliun Dicecar 27 Pertanyaan

Didiek berharap, dengan adanya transportasi massal yang dapat diandalkan, dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dalam beraktivitas. Hal ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional nantinya.

Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus menerangkan, sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 tahun 2017, KAI diberi penugasan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana proyek LRT Jabodebek.

Penugasan itu antara lain melakukan pembangunan atau pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan aset sarana dan prasarana.

Rencananya, LRT Jabodebek akan beroperasi 560 kali perjalanan per hari pada hari kerja, dengan headway ratarata 3 sampai 6 menit. Sehingga, untuk mengakomodir kebutuhan mobilisasi masyarakat, pihaknya menyediakan 18 stasiun pemberhentian LRT Jabodebek.

Baca juga : Menteri ESDM Alokasikan Dana Rp 6,84 Triliun Untuk Rakyat Di 2021

Di mana setiap rangkaian LRT Jabodebek terdiri dari enam kereta yang dapat dioperasikan tanpa masinis.

“LRT Jabodebek diproyeksikan mampu melayani 116 ribu pengguna per hari pada awal masa operasinya. Dan diharapkan meningkat menjadi 474 ribu pengguna per hari,” tutupnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.