Dark/Light Mode

Tiap Negara Bikin Aturan Sendiri-sendiri

Bisnis Penerbangan Dunia Terparah Dalam Sejarah

Kamis, 1 Oktober 2020 06:10 WIB
Bisnis penerbangan lesu akibat Virus Corona.
Bisnis penerbangan lesu akibat Virus Corona.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi bisnis penerbangan dan pariwisata dunia saat ini bisa dikatakan terparah dalam sejarah. Setiap negara membuat aturan sendiri-sendiri dan bisa berubah-ubah. 

Kondisi itu membuat para pelancong enggan melakukan pelesiran. Hal itu disampaikan Direktur Layanan Pengembangan Usaha PT Garuda Indonesia, Ade Susardi. 

Menurutnya, setiap negara membuat aturan sendiri dengan tujuan mencegah masuknya virus dari luar negeri. 

“Banyak negara tidak mau sembarangan menerima warga asing masuk. Hal itu juga dilakukan Indonesia. Akhirnya banyak penumpang bingung, ragu bisa terbang. Kini penumpang menjadi lebih berhati-hati,” ungkap Ade di Jakarta, baru-baru ini. 

Baca juga : Menteri Bintang Pimpin Gerilya Cegah Klaster Dalam Keluarga

Ade belum tahu sampai kapan kondisi penerbangan itu akan berlangsung. Karena, pandemi Corona sebagai penyebab kondisi itu belum diketahui kapan berakhirnya. 

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, saat ini pihaknya tidak berpikir bagaimana untuk menarik wisatawan asing. Karena kondisinya belum mendukung. 

Menurutnya, saat ini tumpuan BUMN pada wisatawan domestik. Nah, untuk menggairahkan penerbangan, pihaknya membuat kampanye penerbangan yang aman. 

Pihaknya berusaha keras agar bandara menjadi salah satu tempat yang aman dari sebaran Virus Covid-19. Hal itu tentunya dengan memastikan Protokol kesehatan berjalan dengan baik dan ketat. 

Baca juga : Gairahkan Bisnis Penerbangan Lagi, Menhub Gandeng YouTuber

“Jangan sampai muncul stigma, di bandara saja sudah tidak nyaman dan aman, apalagi di dalam pesawat yang ruangannya kecil. Kekhawatiran seperti itu yang terus kami antisipasi sejak penumpang tiba di bandara,” tuturnya. 

Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara, Tanri Abeng mengamini BUMN sedang alami tantangan berat akibat pandemi Corona. 

Dia mengaku, tidak berani memberikan solusi atas kendala yang sedang dihadapi perusahaan pelat merah karena kondisinya memang tidak mudah. 

Tanri menuturkan, BUMN sebelumnya pernah alami tantangan berat pada saat krisis ekonomi di 1998. Namun, baginya tantangan saat ini jauh lebih berat. 

Baca juga : Gandeng BSM, Mandiri Utama Finance Perluas Pembiayaan Kendaraan Syariah

“Seperti tahun sebelumnya krisis bisa ditangani. Tapi krisis kali ini memang berbeda. Dampak dan kompleksitasnya sangat besar,” jelas Tanri. 

Namun dia mengingatkan, peran BUMN sangat penting di dalam menghadapi kondisi seperti sekarang. Tak terkecuali BUMN penerbangan. 

Kendati tengah berdarah-darah, BUMN tidak boleh menyerah dan harus berusaha menciptakan inovasi. Sebab, BUMN dituntut mampu memberikan kontribusi buat negara. “BUMN harus terus menunjang perekonomian bangsa saat menghadapi pandemi ini,” terangnya. [JAR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.