Dark/Light Mode

Lantik Dirjen Migas Dan EBTKE Yang Baru

Menteri ESDM Kejar Produksi Minyak 1 Juta Barel Per Hari

Sabtu, 7 November 2020 06:27 WIB
Menteri ESDM, Arifin Tasrif
Menteri ESDM, Arifin Tasrif

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi melantik Tutuka Ariadji sebagai Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) dan Dadan Kusdiana sebagai Dirjen Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE).

“Kedua posisi ini sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional,”kata Arifin saat acara pelantikan di Kementerian ESDM Jakarta, kemarin. 

Arifin mengatakan, tugas kedua pejabat yang baru dilantik itu bakal menghadapi tantangan yang cukup berat ke depannya. Pasalnya, saat ini Indonesia sedang berjuang memulihkan perekonomian sebagai dampak dari pandemi Virus Corona. 

Menurutnya, Dirjen Migas punya tugas besar untuk membantunya mewujudkan beberapa program strategis pemerintahan. 

Baca juga : Bamsoet Kupas Utang Luar Negeri Sampai Potensi Logam Tanah Jarang

“Salah satu yang harus kita capai dalam rencana jangka panjang di sektor migas adalah pemenuhan target produksi minyak 1 juta barel,” ucap Arifin. 

Selain itu, harus mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi, transformasi sumber daya atau produksi Enhanced Oil Recovery (EOR). Termasuk melakukaan eksplorasi secara masif untuk penemuan baru. 

Arifin berharap kepada Tutuka, mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Natural Gas demi meringankan beban devisa negara ke depan. 

“Ini bisa dilakukan dengan percepatan pembangunan infrastruktur kilang dan jaringan gas. Serta pemanfaatan Energi Baru Terbarukan secara masif, seperti biodiesel dan Dymetil Eter (DME),” jelas Arifin. 

Baca juga : Biar Jera, Pelanggar PSBB Ceblosin Aja Ke Jeruji Besi

Kebijakan lain yang tak kalah penting bagi Dirjen Migas Baru, yakni mengimplementasikan penyesuaian harga gas bumi sebagai upaya peningkatan pemanfaatan gas dalam negeri. 

Sedangkan untuk Dadan, Arifin berharap dapat membantu mewujudkan program strategis di bidang EBT, seperti meningkatkan porsi EBT, percepatan bauran EBT sesuai target 23 persen pada 2025. 

“Saat ini realisasinya masih di bawah 10 persen. Jadi, program-programnya menyiapkan pengembangan pembangkit listrik EBT dari panas bumi, air, bioenergi termasuk sampah kota, bayu dan surya,” tandas Arifin. 

Pengamat energi Mamit Setiawan mengatakan, tugas berat Dirjen Migas baru, antara lain harus mengupayakan bagaimana investasi di sektor migas bisa kembali tumbuh di tengah kondisi pandemi. 

Baca juga : Erick Jempolin Protokol Kesehatan di Bandara Soekarno- Hatta

“Butuh terobosan baru agar bisa terus berkembang. Target produksi migas yang besar harus dipersiapkan dari sekarang supaya terlaksana,” ujar Mamit. 

Sementara, untuk Dirjen EBTKE, menurut Mamit, tugas terberatnya adalah Undang-Undang EBT bisa segera disahkan sehingga tidak menjadi anak tiri terus. 

“Apalagi tren saat ini energi terbarukan semakin meningkat di negara lain. Paling tidak, bisa mendekati target pada 2025,” ucap Mamit. [NOV]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.