Dark/Light Mode

Hadapi Gonjang-ganjing Di Era Pandemi

Bos BRI Siapkan Bantalan

Kamis, 12 November 2020 06:09 WIB
Direktur Utama BRI, Sunarso
Direktur Utama BRI, Sunarso

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat kinerja keuangan positif pada kuartal III-2020. Bahkan, capaiannya di atas rata-rata perbankan nasional.

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso mengaku, capaian itu tak lepas dari pilihan pihaknya yang mengutamakan keberlangsungan bisnis daripada mencari laba, di tengah pandemi Corona. 

Hal itu dituangkan dengan melakukan pengelolaan risiko dengan baik dan menjalan stimulus kebijakan pemerintah dengan tepat. Makanya, kinerja perseroan tetap solid. Kinerja keuangan masih positif. 

Hingga akhir September 2020, BRI mencatat laba konsolidasi Rp 14,15 triliun. Atau turun 43,05 persen dibanding September 2019, yang sebesar Pp 24,78 triliun. 

“Laba memang tidak akan mungkin setinggi tahun lalu, tapi tetap positif. Hanya saja pertumbuhannya yang negatif. Ini konsekuensi dari sebuah pilihan, mau mengejar laba atau mau selamat dulu. Saya CEO (Chief Executive Officer) bank besar ini, memilih cari selamat dulu,” aku Sunarso dalam paparan kinerja kuartal III-2020 secara virtual, kemarin. 

Artinya, lanjut Sunarso, perseroan harus menyiapkan bantalan cadangan apabila terjadi skenario terburuk selama masa pandemi. Maka perseroan terpaksa ikhlas labanya tidak semoncer tahun lalu. 

“Cadangan yang kami lakukan lebih dari cukup atau memadai. Itu strateginya. Sehingga investor merasa aman. Oh, ternyata portofolio BRI di-manage sehat, dan pencadangan cukup besar,” ujarnya. 

Hingga September 2020, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) BRI mencapai sebesar Rp 91,71 miliar, dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) Coverage mencapai 203,47 persen. 

Baca juga : Bertahan Di Tengah Pandemi, Royal Xifu Terus Inovasi Banyak Varian Rasa

BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp 193,7 triliun kepada 2,95 juta debitor. 

Gencarnya restrukturisasi yang dibarengi dengan penyaluran kredit yang selektif, mampu membuat NPL BRI terjaga di angka 3,12 persen. Atau di bawah NPL industri perbankan pada September 2020, sebesar 3,15 persen. 

“Kami pun memilih tumbuh lewat prinsip follow the stimulus. Likuiditas melimpah bukan karena dana makin banyak, tetapi karena loan demand-nya menurun,” imbuhnya. 

Dia menilai, untuk memacu pertumbuhan kredit, maka tidak ada cara lain dengan menumbuhkan permintaan di pasar. Sampai di sini, menurutnya, negara sudah turun tangan lewat berbagai bantuan dan stimulus. 

Di antaranya, government spending, government interestment (penempatan dana) dan government guarantee. 

“Fokus kami menumbuhkan kredit yang dijamin pemerintah. Itu menimbulkan bahwa kami tidak ngawur mengikuti kebijakan pemerintah dalam mengelola risiko,” tegasnya. 

Yang terpenting lagi, lanjut Sunarso, bagaimana BRI mengejar target Loan to Deposit Ratio (LDR) hingga 85 persen. 

Sementara LDR BRI di Kuartal III-2020 di level 82,6 persen. Net Interest Margin (NIM) ditargetkan tumbuh 5,7 persen, dari capaian saat ini sekitar 5,5 persen. 

Baca juga : Mati Listrik, PLN Terus Lakukan Penormalan

Sedangkan untuk aset konsolidasi mencapai Rp 1.447,85 triliun, atau tumbuh 10,89 persen. 

Selain itu, secara konsolidasian bank yang bisnis intinya adalah kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah menyalurkan kredit sebesar Rp 935,35 triliun, atau tumbuh sebesar 4,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 891,97 triliun. 

Ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 0,12 persen menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) September 2020. 

“Kami targetkan tumbuh sampai akhir tahun tetap 4 persenan untuk pertumbuhan kredit,” katanya. 

Komposisi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun tumbuh secara signifikan, dari 78,10 persen di Kuartal III-2019 menjadi 80,65 persen pada kuartal III-2020. 

Ini merupakan milestone dari banknya wong cilik itu, dimana untuk pertama kalinya BRI mampu mencapai porsi kredit UMKM sebesar 80 persen. 

“Pencapaian ini kami targetkan tercapai di 2022. Dan ternyata BRI mampu menjawab tantangan tersebut lebih cepat,” ujarnya. 

Pada sisi liabilities Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir kuartal III-2020, DPK BRI tercatat Rp 1.131,93 triliun, atau naik sebesar 18 persen year on year (yoy). 

Baca juga : Hadapi Bonus Demografi, Kemenpora Ajak Pemuda Kreatif dan Berjiwa Wirausaha

Angka ini di atas rata rata industri perbankan nasional pada bulan September 2020 sebesar 12,88 persen. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 59,02 persen dari total DPK, atau senilai Rp 668,10 triliun. 

“Strategi yang telah diterapkan perseroan untuk tetap tumbuh secara sehat dan selektif di tengah pandemi, membuahkan hasil yang positif,” ucap Sunarso. 

BRI Micro & SME Index Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan, pihaknya optimistis ke depan perekonomian akan semakin membaik, dikarenakan pelaku UMKM sudah mulai bangkit. 

Dia menjelaskan, hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM-BRI pada Kuartal III-2020, menangkap indikasi kegiatan UMKM mulai menggeliat. Dan, UMKM memiliki optimisme perbaikan lebih tinggi di Kuartal IV-2020. 

Hasil survei juga menunjukkan BRI Micro & SME Index (BMSI) naik, dari 65,5 menjadi 84,2 di kuartal III-2020, dan diproyeksikan meningkat menjadi 109,3 untuk Kuartal IV-2020. BMSI merupakan index yang menilai pelaku UMKM atas aktivitasnya. 

Terdiri dari Indeks Aktivitas Bisnis (IAB) untuk melihat situasi sekarang, serta Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB) yang mengukur ekspektasi tiga bulan akan datang. 

Indeks yang di-launching kemarin itu digunakan untuk mengukur aktivitas bisnis UMKM, serta sebagai bentuk kepedulian perseroan terhadap aktivitas pelaku usaha. Haru mengklaim, BMSI akan menjadi salah satu leading indicator pertama di Indonesia yang mengukur aktivitas UMKM. 

“Ke depan, BMSI akan dipublikasikan secara rutin setiap kuartal. Sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi kebijakan publik,” tukasnya. [DWI]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.