Dark/Light Mode

Manfaatkan Fasilitas GSP

Indonesia Genjot Ekspor Ke AS Rp 850,9 Triliun

Senin, 23 November 2020 05:00 WIB
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) ditargetkan meningkat hingga 60 miliar dolar AS atau setara Rp 850,9 triliun (kurs 14.200 per dolar AS) dalam lima tahun ke depan.

Staf ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Arlinda mengatakan, target tersebut diharapkan terealisasi dengan adanya penguatan kerja sama melalui fasilitas Generalized Systems of Preference (GSP).

“Kedua negara telah membahas penguatan kerja sama perdagangan sampai 2024. Harapannya, bisa naik dua kali lipat,” ujar Arlinda dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Seperti diketahui, pemerintah telah melakukan pertemuan dengan Undersecretary US Department of Commerce (US¬DOC) Joe Semsar.

Pertemuan tersebut bagian dari rangkaian kunjungan kerja Delegasi Indonesia ke AS yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca juga : Tukeran Dengan India, Indonesia Tuan Rumah KTT G20 Tahun 2022

Pertemuan ini membahas kemungkinan penyusunan rencana aksi bersama untuk mewujudkan peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika dalam lima tahun ke depan.

Arlinda menyebut, kedua pihak akan mengidentifikasi langkah konkret dan quick win untuk dikembangkan bersama.

“USDOC terbuka untuk berbagi best practices bidang perdagangan di Amerika. Antara lain dalam hal promosi ekspor dan berbagi informasi mengenai perdagangan digital,” ungkap dia.

Di masa pandemi, Arlinda mengatakan, ekspor perdagangan Indonesia ke AS tetap terjaga.

Bahkan surplus perdagangan bagi Indonesia di periode Januari-September 2020 sebesar 7,24 miliar dolar AS atau naik 16,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga : Tangani Covid, Pertamina Sudah Rogoh Kocek Lebih Dari Rp 1,5 Triliun

Dalam rentang 2015–2019, neraca perdagangan Indonesia selalu mencatatkan surplus terhadap Amerika dengan tren pertumbuhan 4,68 persen.

Pada 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus 8,58 miliar dolar AS atau meningkat 3,86 persen dari neraca tahun 2018 dengan 8,26 miliar dolar AS.

“Produk ekspor utama Indonesia ke Amerika, antara lain udang beku, karet alam, alas kaki, ban, produk tekstil dan ban. Sedangkan impor utama Indonesia dari Amerika. Antara lain kedelai, kapas dan gandum,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berhasil melakukan berbagai kesepakatan dari kunjungannya ke Amerika Serikat pekan lalu.

“Kerja sama yang ditanda-tangani juga akan mendorong peluang pengembangan usaha. Antara lain di sektor infrastruktur, transportasi, manufaktur hingga energi,” ucap Luhut.

Baca juga : Hari Ini Latihan Perdana, Timnas Indonesia U-19 Genjot Ketahanan Fisik

Kedua negara telah mencapai berbagai macam komitmen. Antara lain perpanjangan fasilitas GSP yang merupakan suatu skema pembebasan tarif masuk bagi 3.500 produk ekspor ke AS.

“Amerika juga komit untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia,” ungkap Luhut.

Dalam kunjungannya, Luhut bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Washington DC dan Presiden EXIM Bank AS Kimberly Reed.

Luhut didampingi oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi. [NOV]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.