Dark/Light Mode

Pelaku Usaha Mikro Di Bandung Barat Amat Terbantu Program Banpres Produktif

Jumat, 27 November 2020 20:50 WIB
Ade Irawan, pemilik warung kecil di Kampung Warung, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Kemenkop UKM)
Ade Irawan, pemilik warung kecil di Kampung Warung, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah tengah berupaya membangkitkan perekonomian yang sedang terpuruk akibat wabah Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk pemberian bantuan. Salah satunya Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro.

Saat ini, Banpres itu sudah mulai dirasakan para pelaku usaha mikro. Termasuk Ade Irawan, pemilik warung kelontong kecil di Kampung Warung, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Ade Irawan adalah salah seorang penerima program Banpres Produktif untuk Usaha Mikro sebesar Rp 2,4 juta lewat Kementerian Koperasi dan UKM yang penyalurannya ditransfer melalui BRI. Banpres Produktif tersebut, kata Ade, sangat bermanfaat untuk menambah modal usahanya yang selama pandemi ini mengalami penurunan drastis.

Baca juga : Mantap! Meski Pandemi, Purwakarta Terus Genjot Ekonomi Kreatif

"Bagi saya sebagai penjual sembako kecil-kecilan di kampung, bantuan ini sangat bermanfaat dan sangat membantu untuk kelangsungan usaha saya. Secara pribadi, saya sangat terharu dengan kepedulian pemerintah ini. Karenanya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Kementerian Koperasi dan UKM, yang sudah menyalurkan bantuan ini hingga sampai ke tangan saya," ujar Ade, seperti keterangan Kementerian Koperasi dan UKM yang diterima redaksi, Jumat (27/11).

Supriatna, pelaku UKM yang bergerak di bidang kerajinan, berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu. Dia mengaku, selama Corona mewabah di hampir seluruh wilayah Indopnesia, usahanya mengalami kebangkrutan. Berbagai jenis usaha yang diproduksinya, kini nyaris berhenti total. Padahal, sebelum pandemi berlangsung, dirinya hampir 24 jam memproduksi untuk memenuhi banyaknya permintaan. Namun kini, mesin produksinya berhenti total, tidak melakukan aktifitas karena tidak ada permintaan.

Baca juga : Pemanfaatan Tik Untuk Pendidikan Dan Membangun Pemuda Yang Produktif

Usaha yang digeluti Supriatna selama ini adalah kerajinan dan cenderamata atau souvenir, label garmen yang terbuat dari kulit hewan, pelakat yang terbuat dari aklirik. Bahkan di awal pandemi melanda Indonesia, Supriatna juga sempat memproduksi masker. "Tapi kejayaan selama hampir dua tahun berjalan itu, sekarang jadi kenangan. Semua mesin yang saya punya tidak lagi memproduksi, karena tidak ada permintaan (pesanan)," ujarnya mengeluh.

Karena itu dia berharap, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, dapat memberikan perhatian kepada para pelaku usaha seperti dirinya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.