Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Isu Merger Gojek Dengan Grab Makin Santer

Pengemudi Dan Konsumen Waswas Bakal Dirugikan

Minggu, 13 Desember 2020 06:32 WIB
Driver Gojek dan Grab saat menunggu penumpang/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Driver Gojek dan Grab saat menunggu penumpang/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar akan bergabungnya dua perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi Gojek dan Grab, makin santer. Wacana itu, membuat mitra pengemudi dan konsumen waswas, aksi bisnis itu akan merugikan mereka.

KETUA Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengaku, sudah mendengar kabar ini sejak beberapa bulan lalu. Rencana tersebut diduga tak lepas dari dorongan kuat perusahaan SoftBank Group Corp, investor utama Grab. 

“Terus terang kami khawatir (waswas) mendengar rencana ini. Karena kalau terlaksana, maka bukan tidak mungkin, mereka akan mudah melakukan efisiensi kemitraan dengan berbagai alasan,” ungkap Igun, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Menurutnya, merger tersebut berpotensi melahirkan pengangguran jika tidak disiapkan langkah bijak. “Aksi korporasi ini cepat atau lambat berdampak negatif kepada kami, para mitra pengemudi ojol (ojek online),” imbuhnya. 

Baca juga : BUMN Gaungkan Nama Bank Syariah Indonesia

Igun memahami, setiap perusahaan memang memiliki hak dalam membuat kebijakan untuk maju dan menguntungkan. Tapi diingatkannya, para driver selama ini ini sudah ikut bekerja keras bersama membesarkan perusahaan. 

Dia mendesak, rencana merger itu secepatnya disampaikan ke publik. Kemudian, mengundang perwakilan driver untuk dimintai pandangannya. Sehingga, diharapkannya, merger menghasilkan keputusan yang bijak. 

Menurut Igun, isu merger seharusnya tidak dibiarkan berkembang liar. Karena, isu itu membuat kekhawatiran berlebihan di tengah pandemi Covid-19. “Mega merger Gojek dan Grab memang sifatnya B2B (Business to Business). Namun di Indonesia ada instrumen merger dari regulator dalam hal ini pemerintah. Kami ingin diberikan ruang dialog,” tegasnya. 

Corporate Affairs Gojek Indonesia, Nila Marita enggan berkomentar lebih jauh tentang kabar merger ini. “Kami tidak dapat menanggapi rumor (merger) yang beredar di pasar. Yang dapat kami sampaikan adalah fundamental bisnis Gojek semakin kuat termasuk di masa pandemi,” ucap Nila, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Baca juga : Mulai Dari Nol, Kok Lama Masa Kerja Tak Dihitung

Dia mengklaim, Gojek tetap memprioritaskan layanan bagi para penggunanya di tengah pandemi. Sehingga, layanannya tetap mencatatkan kontribusi positif bagi pengguna. 

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, merger kedua perusahaan itu berpotensi merugikan konsumen. “Kami menilai merger ini bisa merugikan. Pihak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) perlu mengetahui ini,” kataTulus. 

Dia menjelaskan, rencana merger itu rawan melanggar Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. “Monopoli berdampak kurang sehat untuk iklim bisnis dan berpotensi melanggar hak-hak publik, terutama terkait besaran tarif dan pelayanan. Kedua perusahaan harus ikuti aturan di Indonesia,” tandasnya. 

Sekadar informasi, isu marger Grab dengan Gojek belakangan ini kian kencang.Dilansir Bloomberg, dua perusahaan startup teknologi raksasa tersebut semakin mempersempit perbedaan pendapat dalam sebuah perundingan. Detail akhir kesepakatan tengah dikerjakan di antara para pemimpin paling senior di kedua perusahaan. 

Baca juga : Eks Sekretaris MA Nurhadi Dan Menantunya Bakal Segera Disidang

Chief Executive Officer (CEO) SoftBank Group Corp, investor utama Grab, Masayoshi Son, turut bergabung dalam pembicaraan tersebut. Jika keduanya bergabung, salah satu pendiri Grab, Anthony Tan, diplot menjadi CEO dari entitas merger tersebut. Sementara eksekutif Gojek akan menjalankan bisnis gabungan baru di Indonesia, di bawah nama Gojek. 

Rakyat Merdeka telah mencoba mengkonfirmasi kabar merger ini kepada pihak Grab. Namun sampai berita diturunkan mereka tidak ingin menjawab tentang kabar merger tersebut. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.