Dark/Light Mode

Industri Ritel Patok Tumbuh Lima Persen

Minggu, 13 Desember 2020 11:09 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas. (Foto :Istimewa).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas. (Foto :Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey optimistis kehadiran vaksin memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebab, jika kegiatan vaksinasi dilakukan bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat melakukan belanja.

“Ketika ada kepastian vaksin dan secara transparansi, maka optimisme akan bangkit,” katanya.

Baca juga : Kanal Bancassurance Syariah Avrist Assurance Tumbuh 48 Persen

Dia yakin, Indonesia akan cepat pulih bila masalah Corona sudah bisa diatasi. Sebab, kontraksi yang dialami Indonesia tidak terlalu dalam jika dibandingkan negara lain.

“Untuk tahun depan, kami optimistis dapat tumbuh 4 sampai 5 persen sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional karena konsumsi salah satu kontributor terbesar ke produk domestik bruto (PDB),” terangnya.

Untuk target pertumbuhan tahun ini, lanjut Roy, memang lebih rendah dibandingkan tahun 2019 lalu yang mencapai 7-8 persen. “Untuk realisasi tahun ini, hanya tumbuh NIS sampai 2 persen sampai akhir tahun,” ungkapnya.

Baca juga : China Pede Bisa Akur Dengan AS

Rendahnya pertumbuhan itu, paparnya, dampak pandemi Corona. Sebab, konsumsi masyarakat turun 70-80 persen. Untuk itu, penanganan pandemi Covid-19 menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Menurutnya, bila pandemi belum terkendali, masyarakat akan cenderung menunggu keadaan membaik. Mereka akan meminimalisir pengeluarannya sehingga konsumsi mengalami penurunan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berharap, pemerintah bersedia menanggung biaya vaksinasi bagi karyawan perusahaan yang tidak termasuk ke dalam kelompok masyarakat prioritas penerima vaksin.

Baca juga : Industri Hulu Migas Selalu Butuh Dukungan Pemerintah

Menurutnya, banyak perusahaan di Indonesia tidak sanggup menanggung biaya vaksinasi karyawan karena terdampak pandemi Covid-19.

“Untuk vaksin mandiri yang tidak ditanggung negara, harus menjadi perhatian oleh pemerintah karena saat ini banyak perusahaan yang tidak mampu membayar ongkos vaksinasi, ” ujarnya.

Hariyadi belum tahu jumlah perusahaan yang tidak mampu membayar ongkos vaksinasi. Namun, ia memprediksi jumlahnya cukup banyak. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.