Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pengusaha Minta Larangan Truk Kelebihan Muatan Diundur 2025
Minggu, 13 Desember 2020 13:26 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pelarangan angkutan mobil barang Over Dimension and Over Load (ODOL) akan berlaku penuh awal 2023. Para pelaku usaha berharap pemerintah memberi keringanan. Sebab, saat ini saja, pengusaha lagi kelimpungan menghadapi resesi akibat pandemi.
Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Widodo Santoso menyatakan, saat ini industri sedang berusaha memulihkan kondisi bisnis akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda. Karenanya, dia meminta kebijakan pelarangan ODOL secara penuh diindur pada 2025.
Dikatakannya, untuk mematuhi aturan pelarangan ODOL, pelaku usaha butuh investasi besar untuk pengadaan ribuan truk baru. "Untuk penerapan zero ODOL pada 2023 saya rasa sulit. Karena industri terpukul pandemi termasuk pabrik semen. Kami mengalami kelebihan pasokan produksi sekitar 35 persen. Ini sangat terpuruk," ujar Widodo saat Webinar Telaah Kritis Regulasi ODOL, Sabtu (12/12).
Baca juga : Kematangan Kader, Kunci Keberhasilan Golkar di Pilkada 2020
Widodo menambahkan, jika kebijakan zero ODOL dipaksakan pada awal 2023 mendatang, akan kontraproduktif dengan rencana pemerintah menurunkan biaya logistik menjadi 17 persen. Saat ini biaya logistik di Indonesia masih mencapai 24 persen. Karenanya, tak mungkin di masa industri tengah terpuruk, pengusaha masih dibebani lagi dengan kebijakan zero ODOL.
"Siapa yang mau investasi dalam masa pandemi seperti ini? Bukan tidak mendukung kebijakan zero ODOL. Tetapi meminta ditunda dulu hingga industri betul-betul bangkit kembali setelah pandemi berakhir," pintanya.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Aryan Warga. Dia menghitung, dengan penerapan kebijakan zero ODOL, maka akan ada penambahan 765 ribu truk, baik ukuran kecil, medium, dan besar. "Terjadi peningkatan, dan perkiraan kami pada tahun 2025bisa mencapai satu juta truk. Yang menjadi pertanyaan, apakah industri otomotif bisa menyiapkannya?" tanya dia.
Baca juga : Angkasa Pura I Pastikan Protokol Kesehatan Bandara Saat Libur Nataru
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menambahkan, pengusaha truk butuh kebijakan fiskal peremajaan truk melalui stimulus fiskal seperti bebas PPh dan PPN. Selain itu, bebas biaya balik nama kendaraan dengan kebijakan Zero ODOL ini.
Asosiasi Pengusaha Pupuk Indonesia (APPI) Boycke Garda Aria mengaku sudah mengaplikasikan kebijakan Zero ODOL mulai tahun ini. Tetapi dalam pelaksanaannya, ada tantangan yang dihadapi dari pemerintah, yakni Kementerian Perdagangan. Dalam Permendag Nomor 15 tahun 2013, Perusahaan Pupuk diwajibkan menyediakan stok sebanyak 3 minggu untuk setiap kabupaten seluruh Indonesia atau sekitar 1,5 juta ton. Dengan kebijakan Zero ODOL ini, apalagi saat musim tanam sekarang ini, pihaknya kesulitan memenuhi stok minimal yang ditentukan Kemendag itu.
"Kebijakan Zero ODOL ini membuat perusahaan pupuk di Indonesia tidak bisa melaksanakan hasil tender di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur secara optimal," akunya.
Baca juga : Luhut Minta Ganjar Perbanyak Fasilitas Buat Isolasi Mandiri
Menanggapi berbagai keluhan ini, Direktur Prasarana Transportasi Jalan Kemenhub, Risal Wasal berjanji akan menampung aspirasi para pelaku usaha. "Kami tetap akan kaji bersama untuk alasan relaksasi karena adanya pandemi Covid-19 ini. Semua itu untuk pertumbuhan ekonomi ke depan," ujarnya.
Pihaknya saat ini telah mulai menerapkan sistem kebijakan Zero ODOL. Di antaranya dengan tilang elektronik dan weight in motion untuk penimbangan beban kendaraan, mengembangkan sistem informasi jembatan timbang online yang sudah berjalan di 42 titik, serta membekukan izin rancang bangun. bagi perusahaan karoseri yang memproduksi kendaraan ODOL. [JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya