Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

106 Hotel Akan Dikonsolidasikan

Holding Bakal Kerek Daya Saing Dan Industri Pariwisata

Selasa, 5 Januari 2021 07:16 WIB
Angkasa Pura terus mengembangkan bisnis hotel.
Angkasa Pura terus mengembangkan bisnis hotel.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah telah membentuk Holding Hotel BUMN. Harapannya, holding ini bisa mendongkrak daya saing hotel pelat merah serta pariwisata nasional.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT WIKA Realty, sebagai induknya. 

Dengan empat BUMN sebagai anggotanya, yaitu PT Aero Wisata (anak usaha PT Garuda Indonesia), PT Hotel Indonesia Natour atau HIN dan PT Patra Jasa (anak usaha PT Pertamina) serta PT Pegadaian. 

Sementara, dua BUMN yang juga memiliki bisnis perhotelan, yakni PT Angkasa Pura I dan PT Pembangunan Perumahan masih belum bergabung dalam holding. 

Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan mengaku, saat ini hotel yang dimilikinya masih dikelola sendiri oleh perseroan. 

Meski demikian, dalam desain dan rencana Kementerian BUMN, tetap akan memasukkan hotel Angkasa Pura I ke dalam holding tersebut. 

Baca juga : Kehadiran Sandi Di Kemenparekraf Bawa Angin Segar Buat Industri Pariwisata

“Kami akan masuk ke dalam Holding Hotel BUMN di tahap dua nanti, sekitar tahun 2022,” terang Handy kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Saat ini, anak usaha AP I, yakni PT Angkasa Pura Hotels masih tetap beroperasi seperti biasa, dengan memaksimalkan opportunity yang ada pada hotel tersebut. “Karena hotel kami berada di bandara dan sangat spesifik marketnya,” kata Handy. 

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kebijakan mengkonsolidasikan seluruh hotel milik BUMN merupakan langkah tepat untuk merampingkan lini bisnis perusahaan. 

Khususnya, yang selama ini di luar bisnis inti. “Kami ingin induk BUMN yang sebelumnya membawahi anak-anak usaha hotel dapat menjalankan bisnis sesuai bisnis inti yang dimiliki,” ujar Tiko,sapaan Kartika Wirjoatmodjo, saat penandatanganan Perjanjian Komitmen Jual Beli Saham antara PT WIKA Realty dengan masing-masing BUMN di Jakarta,  Selasa (29/12). 

Menurut Tiko, dengan adanya perjanjian ini, maka pada tahap awal pembentukan Holding Hotel BUMN baru ada 22 hotel yang terkonsolidasi. 

Yakni, 11 hotel milik HIN, satu hotel milik Aero Wisata, satu hotel milik PT Patra Jasa dan sembilan hotel milik Pegadaian. Dia berharap, seluruh hotel BUMN yang dikonsolidasikan dapat meningkatkan daya saing. 

Baca juga : Sandi Jadi Menparekraf, Bendahara OK OCE Yakin Industri Pariwisata Dan Ekraf Bangkit

Baik di dalam maupun luar negeri. Sebab, keberadaan holding hotel ini turut mendukung program pemerintah di bidang pariwisata. Serta meningkatkan daya saing dan penciptaan nilai tambah ke depannya. 

Terpisah, Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya menerangkan, selain menandatangani Perjanjian Komitmen Jual Beli Saham dengan empat BUMN, pihaknya juga melakukan penandatanganan Perjanjian Komitmen Jual Beli Aset dengan PT Pegadaian. 

Saat ini, pihaknya masih mengkaji besaran nilai saham dan aset dari hotel-hotel milik BUMN tersebut. “Semua masih dalam kajian dan evaluasi, belum bisa disampaikan sekarang,” aku Mahendra kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Menurut dia, saat ini anak usaha WIKA tengah mengelola tujuh kondotel. Yakni, Best Western Papilio Hotel di Surabaya, Best Western Premiere La Grande Hotel di Bandung, Wyndham Tamansari Jivva Resort, Golden Tulip Jineng Resort Bali, Best Western The Lagoon Manado Hotel, Best Western Premiere The Hive Hotel Jakarta dan Kyriad Hotel Airport Tangerang. 

Sementara, Direktur Utama HIN Iswandi Said mengatakan, nantinya akan ada 106 hotel BUMN yang menjadi anggota holding sebagai jaringan hotel Indonesia (Hotel Indonesia Chain) atau flagship hotel Indonesia. 

Menurut dia, dalam pengelolaan dan pengembangan Holding Hotel BUMN akan terdapat dua program. Yakni, holding ownership yang akan dilaksanakan PT WIKA Realty, dan holding operatorship yang akan dilaksanakan oleh HIN. 

Baca juga : Aturan TKDN Produk Farmasi Kerek Kemandirian Industri Obat Nasional

“Kami sebagai holding operatorship akan melaksanakan pengelolaan dan pengembangan 106 hotel BUMN,” tutur Iswandi kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Sebagai informasi, HIN saat ini mengelola 11 unit hotel dan resort di Bali, Jawa dan Sumatera. Yakni, Inaya Putri Bali, Grand Inna Kuta, Grand Inna Padang, Grand Inna Malioboro, Grand Inna Tunjungan, Grand Inna Samudra Beach, Grand Inna Medan, Inna Tretes, Inna Parapat, Inna Sindhu Beach dan Inna Bali Heritage. 

Selain itu, ke depannya tidak menutup kemungkinan pengembangan jaringan hotel juga akan semakin luas, bila turut menggandeng hotel-hotel yang dikelola swasta. 

Untuk diketahui, penandatanganan Perjanjian Komitmen Jual Beli tersebut adalah tindak lanjut dari Nota Kesepahaman Bersama Rencana Konsolidasi Bisnis Hotel BUMN, yang telah ditandatangani September 2020.[IMA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.