Dark/Light Mode

Gandeng Promedik, Dewata Freight International Jajaki Industri Farmasi

Kamis, 28 Januari 2021 11:25 WIB
Direktur Utama Dewata Freight International, Bimada. (Foto: Ist)
Direktur Utama Dewata Freight International, Bimada. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan logistik PT Dewata Freight International Tbk menandatangani nota kesepahaman dengan PT Promosindo Medika (Promedik).

Direktur Utama Dewata Freight International, Bimada mengatakan, aksi korporasi tersebut penting untuk mendukung pertumbuhan dan kesempatan pengembangan usaha. Menurutnya, penandatanganan ini merupakan langkah awal untuk dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mengelola logistiknya agar efisien dan efektif.

Baca juga : Di Tengah Pandemi, MUTU International Mampu Tumbuh

"Penandantangan nota kesepahaman diharapkan akan membangun kerjasama strategis yang saling menguntungkan dalam bidang logistik terintegrasi. Mulai dari pergudangan dingin dan kering, pusat logistik berikat, freight forwarding, dan transport distribusi," ujar Bimada dalam keterangan resminya, Kamis (28/1).

Bimada menambahkan, kerja sama ini juga membuka peluang bagi anak usaha, yakni PT Arrow Chain Management Logistics untuk dapat mengembangkan pergudangan dan transportasi distribusi rantai pasok dingin (coldchain). "Pengembangan ini membuat perseroan dapat memiliki sumber pendapatan baru secara konsolidasi untuk mendukung kinerja keuangan perusahaan," katanya.

Baca juga : Ingat Nih Ya, Vaksin Bukanlah Satu-satunya Cara Usir Covid-19

Corporate Secretary Dewata Freight International, Nur Hasanah mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan langkah awal memasuki industri farmasi dan alat kesehatan. Apalagi, kata Nur, perusahaan lebih berfokus kepada penanganan kargo infrastruktur, pembangkit tenaga listrik dan pengiriman alat-alat berat.

Untuk diketahui, pada Oktober 2020, nilai impor dari industri pengolahan barang konsumsi untuk industri farmasi, seperti produk obat kimia dan produk obat tradisional mencapai 65,89 miliar dolar AS. Ia menilai industri ini akan menjadi pasar yang cukup potensial bagi perusahaan untuk memulai model bisnis logistik terintegrasi.

Baca juga : Duet Bareng Kimia Farma, Sinergi Kilang Pertamina Internasional Perkuat Kemandirian Farmasi Dalam Negeri

Nur berharap dengan kemitraan strategis, perusahaan pada tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan secara konsolidasi sebesar 300 persen year on year (YoY). Nur menambahkan, tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar.

Adapun sumber pendanaan capex berasal dari penambahan hutang kepada perbankan dan non perbankan serta kas perseroan. Belanja modal tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur rantai pasok dingin, pusat logistik berikat dan logistik pertambangan atau logistic mining. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.