Dark/Light Mode

CAD Minus 4 Persen, NPI Surplus Rp 36,6 Triliun

Jumat, 19 Februari 2021 12:18 WIB
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Foto: Mohamad Qori/Rakyat Merdeka)
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Foto: Mohamad Qori/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) Indonesia di 2020 mencapai 0,4 persen dari PDB atau sebesar 4,7 miliar dolar AS (Rp 66,21 triliun). Angka ini jauh menurun dari defisit pada 2019 sebesar 30,3 miliar dolar AS atau 2,7 persen dari PDB.

"Penurunan defisit tersebut sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat melemahnya permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19, di tengah impor yang juga tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangan, Jumat (19/2).

Baca juga : Program Pemulihan Harus Optimal Dan Tepat Sasaran

Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada 2020 tetap surplus sebesar 7,9 miliar dolar AS (Rp 111,2 triliun) sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian di pasar keuangan global yang mereda, terutama pada semester II 2020. Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan tahun 2020 surplus 2,6 miliar dolar AS (Rp 36,6 triliun).

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2020 meningkat menjadi sebesar 135,9 miliar dolar AS atau setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional. "Surplus transaksi berjalan berlanjut pada triwulan IV-2020, ditopang oleh surplus neraca barang yang meningkat," jelas Erwin.

Baca juga : Tahun 2020, Dana Jaminan Sosial BPJS Kesehatan Surplus Rp 18,74 Triliun

Di triwulan IV-2020 transaksi berjalan kembali surplus sebesar 0,8 miliar dolar AS (0,3 persen dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 1,0 miliar dolar AS (0,4 persen dari PDB).

"Surplus transaksi berjalan tersebut ditopang oleh surplus neraca barang akibat peningkatan ekspor yang didorong oleh perbaikan permintaan dunia dan harga komoditas, di tengah peningkatan impor yang terbatas," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.