Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Setelah Tesla Lirik Negeri Bollywood
Tenang, Banyak Investor Masih Antre Pinang Kita
Senin, 1 Maret 2021 05:27 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Publik tidak perlu kecewa berlebihan atas beredarnya kabar Tesla Inc, lebih memilih membuka pabrik mobil listrik (Electric Vehicle/EV) di India, daripada di Tanah Air. Sebab, masih banyak investor raksasa lainnya yang menyatakan minatnya meminang Indonesia.
Kabar Tesla lebih memilih menanamkan modalnya di India, daripada di Indonesia, cukup menyedot perhatian publik. Hal itu terjadi tak lepas dari gembar-gembor yang disampaikan pemerintah bahwa perusahaan asal Amerika Serikat (AS) akan mengembangkan EV di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menepis Tesla sudah berpaling. Menurutnya, proses negosiasi masih berlanjut.
Baca juga : Kemenkeu Ajak Orang Tua Ajari Anaknya Investasi Sejak Dini
Luhut berdalih, tidak bisa membeberkan proses negosiasi. Sebab, adanya perjanji di mana isu negosiasi tidak boleh diungkapkan kepada publik (Non-Disclosure Agreement/ NDA). Ditegaskannya, selama ini pihaknya tidak pernah mengatakan bahwa Tesla akan berinvestasi di pabrik mobil listrik di Tanah Air.
“Yang pasti, kami tidak pernah membahas soal (membangun) pabrik mobil listrik di Indonesia),” kata Luhut, saat diwawancarai Founder and Chairman CT Corp, Chairul Tanjung, di CNBC Indonesia Economic Outlook 2021, Kamis (25/2).
Luhut mengungkapkan, selain soal mobil listrik, pemerintah membahas soal Starlink, launching pad, hypersonic, baterai lithium, dan stabilizer energy bersama perusahaan besutan Elon Musk itu.
Baca juga : Arab Saudi Buka Kembali Penerbangan Internasional
Pengamat dari Energy Watch, Mamit Setiawan menilai, jika benar Tesla memilih Negeri Bollywood, julukan India, untuk membangun pabrik mobil listriknya, pasti karena tergiur faktor kemudahan. Antara lain, India memiliki aturan pajak yang memudahkan investor. Selain itu, upah pekerja di India tergolong lebih murah dibanding Indonesia.
Dia mengakui, Indonesia bukan yang terbaik dalam hal peringkat kemudahan bisnis untuk investor asing.
“Tapi sedikit demi sedikit hal itu mulai diperbaiki. Karena sekarang ada Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker). Yang setidaknya memberikan kepastian hukum bagi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia,” ucap Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Setelah Dapat SK Dari DPP, Eko Patrio Langsung Tancap Gas Majukan PAN DKI
Mamit meyakini, kemungkinan Tesla tertarik berinvestasi di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Karena jika merujuk pernyataan Menteri Luhut, kerja sama dengan Indonesia dengan Tesla lebih kepada penyediaan bahan baku baterainya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya