Dark/Light Mode

Percaya Tangsel Jadi Bumi Investasi Menarik

Investor Pilih Menunggu Pilpres

Jumat, 5 April 2019 22:35 WIB
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie. (Foto: Istimewa).
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pencoblosan Pilpres tinggal menghitung hari. Atmosfirnya sudah terasa sejak setahun. Iklim investasi tak luput disebut bagian yang merasakan tahun politik Pilpres tersebut.

Investor memperlambat. Ada kekhawatiran, sehingga mereka lebih baik menunggu masa Pilpres usai. Benarkan demikian? Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie menjawabnya. Tahun politik Pilpres tidak berdampak secara signifikan terhadap iklim investasi di Tangsel.

Namun demikian tak ditampiknya, sebagian besar lebih memilih menunda. Investasi di Tangsel tetap dilakukan, tetapi menunggu Pilpres selesai digelar.

Baca juga : Peluang Bisnis Di Ethiopia, Ini Kiat Bagi Investor Indonesia

“Sementara kami belum melihat ada indikasi pengaruh penyelenggaraan pemilu kepada investasi di kota Tangsel. Pengaruh pembatalan tidak. Tapi pengaruh menunda perizinan memang iya,” kata Bang Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie.

Banyaknya penundaan investasi sudah diperoleh dari dinas terkait. Janji para investor akan memulai kembali pasca pilpres. Persyaratan telah dipenuhi, termasuk data-data perusahaan telah disi dengan lengkap.

“Jadi banyak investor dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) mereka akan merealisasikan itu setelah pilpres yang akan datang. Mereka sudah melapor, sudah mengambil formulir, mengisi formulir. Pernyataan membatalkan belum sampai dengan hari ini,” jelas Bang Ben.

Baca juga : Menperin Bidik Investor Asing

Banyak penunda investor terjadi pada perusahaan dalam negeri. Adapun luar negeri nyaris tidak ada. Meski disampaikan perusahaan dalam negeri, nilai investasinya mencapai ratusan miliar. Bahkan sampai triliunan rupiah.

“Penanaman Modal Asing (PMA) belum ada. Tapi kalau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), ada tiga yang besar. Dan menengah cukup banyak. Menengah nilainya dibawah Rp 100 miliar. Besar di atas Rp 100 miliar hingga triliun.

Alasan penundaan mereka hanya melihat-lihat saja khawatir tidak aman saja. Yang lain-lain tidak. Artinya mereka tetap percaya Tangsel masih menjadi bumi investasi yang menarik bagi mereka,” jelasnya.

Baca juga : BI Kuatkan Peran Kantor Perwakilan Di Luar Negeri

Para investor berduyun-duyun menanamkan uang di Tangsel pada kelompok properti. Wajar saja jualan berkonsep kawasan hunian ini jadi nilai tawar bagi investor.

“Tiga investasi besar ini berge rak dalam bidang properti kemudian perhotelan dan macam-macam. Untuk masa kontrak belum sampai kesana. Kita tunggu setelah ini ada kita komunikasi lagi,” tutur mantan Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.