Dark/Light Mode

Perang Dagang AS-China Pengaruhi Investasi

Industri Mamin Waspada

Kamis, 29 November 2018 16:38 WIB
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman. (Foto: IG @adhi_s_lukman)
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman. (Foto: IG @adhi_s_lukman)

 Sebelumnya 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, perang dagang AS dengan China bisa memberikan peluang Indonesia. Khususnya untuk jadi tempat para investor yang ingin meninggalkan kedua negara tersebut.

Darmin mengaku, pemerintah sudah menyiapkan beberapa jurus agar para investor merelokasi pabriknya ke Indonesia. “Strategi untuk menjawab itu, kita baru menyusun kebijakan sebelum paket kemarin mengenai insentif fiskal,” ujar Darmin.

Baca juga : Amran Dinobatkan Sebagai Penjaga Ketahanan Pangan

Ia menyebut, insentif fiskal yang sudah disiapkan dan bisa dimanfaatkan para investor mulai dari tax holiday, tax allowance, super deduction tax. Lalu tarif PPh Final untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga diturunkan.

Menurut Darmin, Indonesia akan bertarung melawan Malaysia, Vietnam, dan Thailand untuk menjadi lokasi relokasi para pengusaha asal AS hingga Eropa yang memiliki pabrik di China. “Tinggal pertarungannya adalah kita harus lebih kompetitif dan menarik,” jelas Darmin.

Baca juga : Yusril Banting Setir, Banting Tarif Juga?

Jurus lain yang harus disiapkan pemerintah adalah mencari pasar ekspor non tradisional. Hal ini agar produksi industri tidak menurun, meskipun perang dagang tetap berlangsung. “Dampak second round effect itu kita sudah merasakan, tapi tidak mudah menemukan solusi. Artinya, harus dicari pasar lain untuk tempat menjual apakah hasil tambang, hasil sumber daya alam lain seperti perikanan, perkebunan, hasil hortikultura ini agak terkena,” bebernya.

Darmin menyatakan, selama ini terdapat tiga blok industri yang memakan lebih dari 50 persen jumlah total impor Indonesia. “Ketiga blok ini di antaranya, blok dari besi dan baja, petrochemical (crude oil, gas, batu bara), dan ketiga basic industri kimia dasar lain (farmasi),” tukasnya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.