Dark/Light Mode

Perang Dagang AS-China Pengaruhi Investasi

Industri Mamin Waspada

Kamis, 29 November 2018 16:38 WIB
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman. (Foto: IG @adhi_s_lukman)
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman. (Foto: IG @adhi_s_lukman)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri makanan dan minuman (mamin) mulai waspada melihat perkembangan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Perang dagang itu dikhawatirkan mempengaruhi dan berdampak buruk terhadap investasi di Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengungkapkan, AS dan China masuk dalam jajaran investor terbesar di Indonesia. “Hingga September tahun ini, China menduduki peringkat ke-3 sedangkan AS peringkat ke-7,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Amran Dinobatkan Sebagai Penjaga Ketahanan Pangan

Adhi khawatir, jika perang dagang berlangsung panjang, maka akan berdampak buruk pada investasi Indonesia. “Investasi China lebih condong ke Indonesia dibanding ke negara lain,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, investasi China bukan hanya sekadar di industri makanan dan minuman saja. “Investasi China itu besar dan ada di seluruh sektor,” tambahnya.

Baca juga : Yusril Banting Setir, Banting Tarif Juga?

Adhi menegaskan, Indonesia harus berhati-hati dalam menanggapi kebijakan kedua negara tersebut. “Indonesia harus berhati-hati menanggapi perang dagang supaya tidak berdampak negatif,” tutupnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memaparkan, perang dagang menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi ekonomi Indonesia di 2019. “Tantangan pertama, yaitu berlangsungnya perang dagang, khususnya yang terjadi antara Amerika Serikat dan China,” ujarnya.

Baca juga : Jokowi Putuskan Coret UMKM Dari Relaksasi DNI

Ia mengatakan, akibat isu ini, IMF telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,7 persen. “IMF sudah menurunkan proyeksinya dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen. Ada kekhawatiran perang dagang,” ungkap Hariyadi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.