Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kolaborasi Harus Terus Dibangun

Moncer Di Tengah Pandemi, Industri Sawit Tumbuh 13,6 Persen Dan Serap 16 Juta Tenaga Kerja

Rabu, 7 April 2021 20:49 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Instagram)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dan memiliki peranan penting dalam memasok dan memenuhi permintaan minyak nabati di tingkat global.

Meski dilanda pandemi Covid-19 pada tahun 2020, nilai ekspor produk kelapa sawit Indonesia tetap menunjukkan angka positif di kisaran 22,97 miliar dolar AS. Atau tumbuh sebesar 13,6 persen dibanding tahun 2019.

Hal ini menunjukkan kontribusi kelapa sawit yang signifikan terhadap devisa negara, untuk menjaga neraca perdagangan nasional tetap positif.

Baca juga : Transformasi Digital di Tengah Pandemi, Begini Terobosan BRI

Harga referensi untuk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada periode April 2021 menyentuh angka cukup tinggi, hingga 1.093,83 dolar AS per ton. Sehingga, Bea Keluar yang dikenakan untuk ekspor CPO mencapai 116 dolar AS per ton.

Hal tersebut akan berdampak positif terhadap penerimaan negara, serta peningkatan kesejahteraan pekebun kelapa sawit di tingkat tapak yang diterima dalam bentuk harga Tandan Buah Segar.

Produk minyak sawit dan turunannya telah dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri, mulai dari industri makanan, kecantikan, farmasi, hingga energi.

Baca juga : Sri Mulyani Pasang Badan

Saat ini, luasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16,3 juta hektare. Pengelolaan lahan yang melibatkan lebih dari 16 juta tenaga kerja itu, menghasilkan produksi minyak sawit lebih dari 35 juta ton di 2020.

Industri kelapa sawit di Indonesia senantiasa dibangun dengan pendekatan yang memprioritaskan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan, yang telah diatur secara khusus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Baca juga : Di Tengah Pandemi, Ekspor Oleokimia Tembus 3,5 Juta Ton

Dalam RPJMN 2020-2024, pembangunan berkelanjutan telah ditetapkan sebagai salah satu aspek pilar pengarusutamaan. Dengan tujuan memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif bagi seluruh masyarakat. Serta menjaga lingkungan hidup, sehingga mampu meningkatkan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.