Dark/Light Mode

Kampanye Makan Ikan

Susi Berkelakar Juga Berapi-api

Sabtu, 13 April 2019 10:05 WIB
Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti. (Foto : kkp.go.id).
Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti. (Foto : kkp.go.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti gencar melakukan kampanye mengajak masyarakat mengkonsumsi ikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan/Gemarikan). Kemarin, pemilik maskapai Susi Air itu kampanye di beberapa wilayah di Jawa Barat.

Susi mengatakan, pihaknya ingin masyarakat Indonesia seperti orang Jepang yang sangat gemar makan ikan. “Kami ingin orang Indonesia makan ikannya 80 sampai 100 kilo gram (kg) setiap tahunnya seperti orang Jepang,” ungkap Susi di hadapan warga Desa Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tingkat konsumsi ikan rata-rata masyarakat Indonesia pada 2018 mencapai 50,69 per kilogram per kapita. Sedangkan target pada tahun 2019 ini diharapkan mencapai 54,49 kilogram per kapita.

Baca juga : PGN Dapat Tambahan Pasokan Gas Bumi dari Jambi Merang

Susi menjelaskan, ikan bagus untuk kesehatan karena memiliki protein yang tinggi. Selain itu, ikan juga memiliki komposisi asam amino lengkap dan mudah dicerna tubuh. Kemudian, ikan terdiri dari beragam jenis baik dari bentuk, warna, rasa, dan ukuran. Sehingga masyarakat punya banyak pilihan, bisa menjangkau semua segmentasi kelas ekonomi. “Ikan itu dapat meningkatkan IQ kita sehingga lebih cerdas.

Ikan juga mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit. Bahkan ikan juga dapat mengurangi risiko kanker. Yang tidak makan ikan, tenggelamkan saja,” guyon Susi disambut riuh tamu yang hadir.

Pada kesempatan ini, Susi menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan ketersediaan ikan. Oleh karena itu, pemerintah siap membantu usaha atau badan ekonomi kecil di sektor perikanan.

Baca juga : TNI Tegaskan Sikat Perusak NKRI Dan Bhinneka Tunggal Ika

Susi menuturkan, stok ikan lestari (maximum sustainable yield/MSY) di laut Indonesia kian membaik. MSY Indonesia yang tercatat 7,31 juta ton pada 2013 meningkat hingga 12,5 juta ton di 2016. Kini diperkirakan MSY telah melampaui 13 juta ton. Dampaknya, kata Susi, neraca perdagangan perikanan Indonesia berhasil menjadi yang nomor 1 di Asia Tenggara.

Bahkan, baru-baru ini Indonesia tercatat menjadi negara pemasok tuna terbesar di dunia. “Ketegasan kita juga membuat laut Indonesia menjadi yang paling ditakuti di dunia,” tuturnya.

Susi menyebut untuk memenuhi kebutuhan pangan 265 juta warga negara, dibutuhkan 12,6 juta ton ikan. Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk 0,6 persen dan angka konsumsi ikan 50 kg per kapita, diproyeksikan pada tahun 2045 mendatang untuk memenuhi kebutuhan 318 juta warga negara Indonesia dibutuhkan 15,9 juta ton ikan.

Baca juga : Pelapor Tak Datang, Simic Berpeluang Bebas

“Oleh karena itu, tak hanya di laut, penangkapan ikan yang bertanggung jawab juga harus dilakukan di semua perairan baik danau, sungai, embung dan lainnya. Untuk itu, saya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan penangkapan yang merusak dengan bom, portas, dinamit, setrum dan sebagainya,” tegasnya. [KPJ/NET]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.