Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Menteri Erick: Masa Tiap Tahun Impor Daging Terus
Bos RNI Godok Pembelian Peternakan Sapi Di Belgia
Jumat, 23 April 2021 05:21 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI gercep alias gerak cepat untuk merealisasikan keinginan Menteri BUMN Erick Thohir, memiliki peternakan sapi di negeri yang sudah swasembada daging. Salah satunya, di Belgia.
Direktur Utama RNI, Arief Prasetyo Adi mengaku, pihaknya telah diajak bicara oleh Menteri BUMN terkait rencana pembelian peternakan sapi di luar negeri.
“Ya, sudah ada pembicaraan. Pak Menteri minta saya koordinasikan ini semua (pembelian peternakan), mulai dengan negara yang berpotensi, market, market share, dan model bisnisnya. Itu semua kita pelajari segera,” ujar Arief dalam wawancara khusus dengan Rakyat Merdeka, Selasa (20/4).
Baca juga : Erick Mau Beli Peternakan Sapi Di Belgia, PKB: Genjot Juga Produksi Peternak Lokal
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya masih impor dalam menyediakan kebutuhan daging. Sebab, produksi dalam negeri masih terbatas. Tahun ini, impor daging sapi dialokasikan sebanyak 20 ribu ton. “Bulan ini dan bulan depan, ada yang masuk sebanyak 30 kontainer,” ungka Arief.
Arief menilai, keinginan Menteri Erick untuk memiliki peternakan di luar negeri sebagai sebuah terobosan baru dalam menyediakan pangan, khususnya daging.
Dengan menguasai sendiri sumber daging, lanjutnya, pemerintah akan lebih mudah menjaga stabilitas harga. Termasuk, saat permintaan tinggi seperti saat momen Idul Fitri atau Idul Adha.
Baca juga : Menteri Erick Dipuji DPR
Dia menyebut, selain Belgia, pihaknya mempertimbangkan kerja sama atau membeli peternakan di Australia dan Meksiko. Sebab, kedua negara ini memiliki peternakan sapi dengan kualitas yang baik.
Untuk Australia, ungkap Arief, kendalanya, harga dagingnya lebih tinggi dibandingkan negara lain. Apalagi, Negari Kanguru baru saja mengalami bencana dan kebakaran hutan. “Kenapa Belgia yang dipilih? Yang jelas, negara itu bebas penyakit mulut dan kuku, sapinya besar dan bagus. Sekarang kita sedang pelajari,” jelas Arief.
Soal model bisnis, Arief menjelaskan, business to business (B2B). Karena, tidak mungkin pendanaan dari Penyertaan Modal Negara (PMN). “Kebutuhan dan cost dasarnya akan dihitung. Dari segi bisnis, pokoknya harus untung,” bebernya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya