Dark/Light Mode

Penumpang Terus Merosot

MRT Mau Genjot Pemasukan Lewat Bisnis Di Luar Jual Tiket

Minggu, 4 Oktober 2020 06:26 WIB
Ilustrasi MRT melintas di Jakarta. (Foto : jakartamrt.co.id)
Ilustrasi MRT melintas di Jakarta. (Foto : jakartamrt.co.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terus merosot sejak pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Mulai 14 sampai 27 September lalu, jumlahnya hanya 128.096 orang.

Hal ini berdampak pada perolehan pendapatan. Makanya, tahun depan, tidak lagi menjadikan keterisian penumpang sebagai sumber pendapatan. “Apalagi, sampai sekarang ini belum ada kepastian kapan pandemi bakal berakhir. Ini tentunya membuat target 100 ribu penumpang per hari sulit untuk terpenuhi,’’ ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, dalam Forum Jurnalis yang digelar secara virtual, akhir pekan lalu.

Tahun depan, lanjutnya, target pendapatan perusahaan mengan- dalkan non-farebox atau selain dari tiket. “Besarannya 4 berbanding 1. Artinya kami menargetkan 80 persen pendapatan diluar keterisian penumpang,” ungkap William.

Saat ini, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan pendapatan dari luar tiket. Seperti pemanfaat ruang di stasiun untuk coworking space, penyewaan iklan luar ruangan, pengelolaan kawasan Transit Oriented Development (TOD), serta menggandeng startup untuk membangun ekosistem bisnis digital.

Baca juga : Pemerintah Bantu Dong Bisnis Media Dan Jurnalis

Sebelumnya, MRT Jakarta memperoleh pendapatan dari penjualan penamaan stasiun dan penyewaan ruang komersial di dalam stasiun. “Bisnis MRT yang terutama memang transportasi. Tetapi, kalau kami berbisnis seperti biasanya (itu saja) saat pandemi dan pasca pandemi kami bisa kolaps. Karena itulah, kami mulai mengembang bisnis lain,” ungkapnya.

Menurutnya, MRT juga menggencarkan rencana perubahan sistem transportasi. Perlu perkawinan antara sistem transportasi dengan pembangunan kawasan kota. “Orang nggak akan naik MRT kalau kawasan kita kumuh, tidak sehat, terpapar virus,’’ ujarnya.

Untuk itu, tambah William, seluruh kawasan stasiun pengembangan TOD dikombinasikan. Ini sudah dilakukan di 5 lokasi. Yani Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M, Istora Senayan, dan Dukuh Atas. Dia menjelaskan, saat ini PT MRT Jakarta sudah mengantongi sejumlah Peraturan Gubernur yang memberikan mandat kepada PT MRT Jakarta sebagai pengelola kawasan berorientasi transit.

Di antaranya yakni, Pergub 15 tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota dan Pergub 55 tahun 2020 membahas soal PRK di kawasan Stasiun Blok M-ASEAN. Kemudian Pergub 56 Tahun 2020 untuk Panduan Rancang Kota (PRK) di kawasan Stasiun Fatmawati dan Pergub 57 Tahun 2020 ihwal PRK di kawasan Stasiun Lebak Bulus.

Baca juga : Perpusnas Harap Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Hadir di Tiap Desa

Sebelumnya, Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin menuturkan, penumpang menurun drastis jika dibanding sebelum pengetatan PSBB. “Penumpang di minggu pertama (PSBB ketat) ada sekitar sebelas ribu (11.000) orang,” kata Kamaluddin.

“Turun drastis saat weekend menjadi sekitar 4.000 penumpang pada Sabtu (19/9) dan kira-kira 2.000 penumpang di Minggu (20/9),” tambahnya.

Kemudian, kata Kamaluddin, pada pekan kedua PSBB (21-27 September 2020), jumlah penumpang MRT Jakarta tercatat 63.268 orang.

Menurut Kamal, rata-rata jumlah penumpang MRT Jakarta menurun sekitar 10 ribu hingga 11 ribu orang pada pekan kedua pengetatan PSBB di Jakarta.

Baca juga : KPK Siap Telusuri Pihak Lain Di Kasus Jaksa Pinangki

Selama pengetatan PSBB, jumlah penumpang MRT Jakarta dibatasi hanya boleh menampung 60 penumpang per rangkaian. Seluruh penumpang diwajibkan memakai masker, menjaga jarak, dan dilarang berbicara saat berada di area atau stasiun MRT Jakarta. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.