Dark/Light Mode

Kelar Program 35 Ribu MW, PLN Fokus Kembangkan EBT

Jumat, 7 Mei 2021 16:02 WIB
Ilustrasi. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (Ist)
Ilustrasi. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) berkomitmen hanya membangun pembangkit listrik bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT) setelah program pembangunan pembangkit berkapasitas 35.000 mega watt (MW) selesai.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menegaskan, pihaknya mendukung penuh pemanfaatan EBT sebagai kontribusi perusahaan terhadap lingkungan hidup yang lebih bersih di Tanah Air ke depan.

"Untuk itu, kami berkomitmen setelah program pembangunan pembangkit 35.000 MW ini selesai, PLN hanya akan membangun pembangkit bersumber dari EBT," kata Zulkifli dalam diskusi virtual terkait 'Program Co-Firing dan Konversi EBT', Jumat (07/05/2021).

Dikatakan, sampai akhir 2019, sebanyak 95 persen dari proyek 35.000 MW telah terselesaikan dalam tahap perencanaan dan kontrak dan hanya tersisa lima persen yang belum.

"Dalam beberapa tahun ke depan, secara bertahap, sejumlah pembangkit 35.000 MW akan masuk ke sistem," katanya.

Zulkifli mengatakan dengan asumsi pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 4,7 persen per tahun, pasokan listrik yang diperlukan pada 2050 diproyeksikan mencapai 1.100 terra watt hour (TWh) dan 2060 menjadi 1.800 TWh dari posisi saat ini 300 TWh.

Baca juga : Kickrate.com Siap Kembangkan UMKM

"Untuk kebutuhan listrik tersebut, PLN berkomitmen memenuhinya dari pembangkit EBT," katanya.

Sejumlah program pemanfaatan EBT yang disiapkan PLN antara lain pencampuran biomassa ke PLTU batubara atau co-firing dan konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berbahan bakar minyak ke EBT.

Zulfikli mengatakan, untuk program co-firing hingga 2025, pihaknya menargetkan dapat berjalan di 52 lokasi PLTU dengan kapasitas 10,6 giga watt (GW) dan kebutuhan pelet biomassa sebanyak 9 juta ton per tahun.

Ia menjelaskan program co-firing PLTU batubara, yang sudah dimulai uji coba pada 2018 itu, memiliki banyak manfaat.

Selain peningkatan penggunaan EBT dan lingkungan menjadi lebih bersih, program tersebut juga memberdayakan masyarakat melalui penyiapan biomassa dan pembuatan pelet.

"Dengan pemberdayaan ini, penghasilan masyarakat meningkat, ekonomi masyarakat bergerak dan selanjutnya ekonomi daerah juga bergerak," ujarnya.

Baca juga : Ibas Salurkan Program MP ASI Penuhi Kebutuhan Gizi

Melalui program co-firing PLTU, lanjutnya, maka lahan-lahan kering bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan penghasilannya.

“Co-firing hanya dijalankan di PLTU eksisting dan tidak perlu membangun PLTU baru, sehingga investasi tidak banyak.” Imbuhnya.

Program Konversi PLTD Ke EBT

Selain itu, cara lain yang dilakukan adalah mengonversi 5.200 Pembangkit Listrik Diesel (PLTD) menjadi EBT.

Pembangkit-pembangkit itu tersebar di 2.100 lokasi di wilayah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) dengan total kapasitas 2 ribu MW. Tahap pertama, konversi PLTD ke EBT akan dilakukan di 200 lokasi dengan kapasitas 225 MW.

"Progres saat ini kami sedang melakukan perencanaan pengadaan dan direncanakan COD-nya pada 2023 dan 2024," ucap Zulkifli.

Baca juga : Menparekraf Mau Genjot Wislok Ketimbang Wisman

Kemudian, tahap kedua dengan potensi konversi PLTD ke EBT sebesar 500 MW, akan dilakukan pada 2022 dengan target pengoperasian bertahap pada 2024 sampai 2025.

"Sedangkan tahap ketiga, dengan potensi 1.300 MW direncanakan dapat COD atau beroperasi pada tahun 2025," terangnya.

Zulkifli menilai program tersebut tidak hanya berguna untuk memenuhi target bauran EBT, melainkan juga menggantikan pembangkit tua di wilayah 3T yang hanya beroperasi optimal selama 6 jam sampai 12 jam.

"Konversi PLTD ke EBT dikembangkan untuk dapat mensuplai kebutuhan listrik secara penuh 24 jam sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan efek pengganda (multiplier effect) melalui penurunan penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) atau solar yang berimbas pada pengurangan subsidi BBM. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.