Dark/Light Mode

Garap Bisnis Emas, United Tractors Banting Setir

Kamis, 18 April 2019 19:08 WIB
Gedung United Tractors. (Foto: Net)
Gedung United Tractors. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT United Tractors Tbk meramal penjualan alat berat tahun ini menurun. Ini akibat melemahnya harga batu bara. Perseroan pun banting setir garap bisnis emas.

Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, selain dampak dari harga batu bara, sejumlah konsumen juga menunda pembelian alat beratnya. “Target sales kami di alat berat hanya 4 ribuan. Posisi sampai Maret 2019, penjualan sudah 1.181 unit," ujarnya, di Jakarta, kemarin.

Untuk mensiasatinya, pihaknya tengah mengatur beberapa strategi mulai dengan mengembangkan bisnis di sektor emas. "Ke depannya kita juga mau masuk ke mineral lain yang tidak berkaitan dengan termal seperti emas atau mengembangkan kontruksi di bawah Acset Indonusa," akunya.

Baca juga : Harga Masih Tinggi, Pedagang: Segera Gelontorin Bawang Putih Ke Pasar

Meski demikian, pihaknya tak mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) khusus. Tahun ini, capex United Tractors mencapai 700 juta-800 juta dolar AS atau setara Rp 9,8-11,2 triliun.

Presiden Direktur United Tractor Franciscus Kesuma mengatakan, aksi akuisisi tambang mineral dan tambang batu bara tahun ini guna menggenjot kinerja perusahaan di saat harga batu bara rendah. Tak hanya mengakuisisi tambang yang sudah matang, perusahaan pun membuka kemungkinan untuk mengakuisisi tambang yang masih green field.

Saat ini, beberapa tambang tengah dalam proses penjajakan dan uji tuntas "Fokus perusahaan tahun ini adalah memproduksi batu bara cooking coal dan emas. Kami terbuka mengakuisisi tambang sudah jadi dan kalau ada potensi green field terutama yang masih di sekitar cluster Asmin dan sekitarnya. Itu akan jadi prioritas cooking dan thermal," akunya.

Baca juga : Maunya Anies Ditolak Bos Banteng Jakarta

Sementara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun 2018, perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan di sektor konstruksi mencapai Rp 30 triliun atau naik 20 persen dibanding 2017. Sementara pemeliharaan alat mencapai Rp 9,4 triliun atau naik 32 persen, kontraktor penambangan Rp 41 trilun naik 37 persen, dan Batu bara sebesar Rp 11 trilun naik 49 persen.

Para pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba bersih perseroan yang mencapai Rp 11,1 triliun untuk dividen tunai sebesar Rp 1.193 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp 4,5 triliun. Termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp 365 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 1,4 triliun yang telah dibayarkan pada 22 Oktober 2018.

Sisanya, sebesar Rp 828 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 3,1 triliun akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 30 April 2019 pukul 16.00 WIB dan akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 17 Mei 2019. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.