Dark/Light Mode

Digitalisasi, Solusi UMKM Bertahan Selama Pandemi

Minggu, 9 Mei 2021 07:32 WIB
Ilustrasi. Belanja Online. (ist)
Ilustrasi. Belanja Online. (ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Digitalisasi atau beralih ke pola perdagangan online via marketplace menjadi satu solusi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bertahan dan menopang perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Menurut Peneliti CIPS Noor Halimah Anjani, UMKM perlu mengadopsi digitalisasi untuk menjaga produktivitas dan mempertahankan pendapatan mereka di tengah Covid-19, misalnya dengan membuka pasar baru.

"Digitalisasi juga dapat dipercepat kalau pihak-pihak yang berwenang bersinergi, salah satunya, untuk menyediakan dan menjamin konektivitas internet yang berkelanjutan dan terjangkau,” jelas .Halimah dalam keterangan tertulisnya kepada RM.id, Sabtu (8/5/2021).

Baca juga : Gerindra Harap Revisi Otsus Jadi Solusi Permasalahan Papua

Menurutnya, penetrasi penjualan digital bisa menjadi strategi utama mereka. Strategi ini lanjut Halimah, dapat memperluas jangkauan pasar dan mempromosikan produk mereka sambil mematuhi kebijakan pembatasan sosial yang menetapkan batas tertentu untuk kapasitas toko dan pengurangan jam operasi.

Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital di Indonesia, terutama bagi pelaku UMKM. Kebijakan pembatasan sosial serta perubahan pola konsumsi masyarakat memaksa UMKM untuk mengubah operasional usaha dengan menggunakan platform digital untuk pemasaran.

Dalam penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), meskipun pengguna internet di Indonesia setiap tahun selalu tumbuh, dengan perkiraan saat ini penetrasi internet sudah mencapai 73 persen dan 196 juta pengguna, pengetahuan teknologi yang masih rendah, keterbatasan infrastruktur, dan tenaga kerja yang kurang terampil masih menjadi kendala digitalisasi UMKM.

Baca juga : Satgas Mafia Polri Tanah Klaim Berhasil Selesaikan 37 Kasus

Penelitian yang dilakukan oleh Delloite Access Economics menunjukkan hambatan transformasi digital bagi UMKM di Indonesia. Sebanyak 36 persen UMKM di Indonesia masih menggunakan metode pemasaran konvensional dan hanya 18 persen UMKM yang dapat menggunakan media sosial dan website untuk mempromosikan produknya.

Sementara itu, sebanyak 37 persen UMKM hanya mampu mengoperasikan komputer dan internet secara sederhana.

Penelitian dari Danareksa Research Institute juga menunjukkan hal serupa, 41,67 persen UMKM di DKI Jakarta sudah menggunakan media sosial dan pemasaran digital dalam operasional usaha. Sedangkan hanya 29,18 persen UMKM di Pulau Jawa dan 16.16 persen UMKM di luar Pulau Jawa yang sudah memanfaatkan pemasaran digital.

Baca juga : Jelang Liga 1, Borneo FC Geber Latihan Sampai Rekrut Pemain Anyar

Salah satu sektor usaha UMKM yang terdampak oleh pandemi Covid-19 adalah kuliner. Riset dari Paper.id dan SMESCO menunjukkan 43,09 persen UMKM di sektor kuliner mengalami penurunan omset.

Terutama pelaku usaha yang menjual produk-produknya secara tatap muka seperti bisnis katering. Akan tetapi disaat yang bersamaan, UMKM kuliner masih mampu bertahan dan tumbuh karena permintaan dari masyarakat yang beralih membeli kebutuhan yang awalnya dilakukan secara langsung menjadi secara online.

CIPS kata Halimah, mengapresiasi langkah yang diambil oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang bekerja sama dengan salah satu unicorn ride hailing untuk memfasilitasi pemasaran digital UMKM di bidang kuliner melalui aplikasinya, dan laman Bela Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.