Dark/Light Mode

Harga Kedelai Impor Terus Melambung

Perajin Putar Otak, Ukuran Tempe Dan Tahu Diperkecil

Senin, 24 Mei 2021 05:36 WIB
Kedelai Impor. (Foto : Foto: iStock),
Kedelai Impor. (Foto : Foto: iStock),

RM.id  Rakyat Merdeka - Perajin tempe dan tahu di dalam negeri kembali pusing karena harga bahan baku kedelai impor terus naik. Mereka harus putar otak supaya tetap berproduksi, dengan harga jual yang masih bisa diterima di pasaran.

Sekretaris Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Handoko Mulyo mengungkapkan, saat ini harga kedelai impor yang jadi bahan baku tempe dan tahu mengalami kenaikan sampai 20 persen. Dari harga Rp 9.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 11.000 per kg.

“Mau tidak mau, perajin harus melakukan penyesuaian harga jual. Tapi kami tidak bisa juga terlalu tinggi naikin harga, karena konsumen banyak yang protes,” ungkap Handoko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Airlangga Terus Jaga Kesimbangan Pengendalian Pandemi Dan Pemulihan Ekonomi

Menurut Handoko, kenaikan harga ini sudah terjadi sejak awal Ramadan atau pertengahan April lalu. Tren kenaikan juga terus terjadi sampai saat ini, karena harga bahan baku masih impor dan mengikuti harga pasar global.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), tren harga dari Chicago Board of Trade (CBOT) pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia berada di kisaran 15,86 dolar Amerika Serikat (AS) per bushels atau harga akhir Rp 10.084 per kg. Naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 yang tercatat 14,26 dolar AS per bushels.

Akibat kenaikan harga ini, kata Handoko, perajin tahu tem­pe harus putar otak agar harga masih bisa diterima pasar. Salah satunya, mengurangi ukuran tanpa menaikkan harga jual.

Baca juga : Gabung Persita, Irsyad Maulana Siap Tampil Maksimal

Namun, tidak jarang hal itu juga dikeluhkan konsumen yang protes ukuran tahu atau tempe menjadi lebih kecil dari biasanya.

“Kami mohon kepada pemerintah selaku pembina pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) seperti kami, berikan solusi yang ter­baik. Misalnya, permodalan, hibah, insentif atau apa pun,” harap Handoko.

Handoko mengklaim, pera­jin bahan pangan seperti tahu tempe merupakan salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. Karenanya, pemerintah diminta memperhatikan sektor ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.